Ini Tahapan dan Biaya yang Dikeluarkan untuk Tes Virus Corona

Jumlah pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Rumah sakit pun ramai diserbu warga yang ingin periksa kesehatan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 19 Mar 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 07:30 WIB
Kesiapan RS Swasta Hadapi Virus Corona
Pengunjung mengisi formulir pernyataan kesehatan sebelum memasuki Rumah Sakit Siloam, Jakarta, Sabtu (7/3/2020). RS Siloam menyediakan fasilitas tenda isolasi sementara, ruangan dekontaminasi dan pengecekan suhu tubuh guna mengantisipasi penyebaran virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien positif virus corona (COVID-19) di Indonesia terus bertambah setiap hari. Total sudah ada 227 pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di Indonesia hingga Rabu, 18 Maret 2020.

Jumlah pasien positif ini diprediksi akan semakin meningkat. Angka kematian akibat corona di tanah air terbilang tinggi, mencapai 19 pasien hingga Rabu kemarin.

Hal itu membuat saya, pewarta yang bertugas di Istana Kepresidenan khawatir setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona. Pasalnya, saya sempat berinteraksi dengan Budi Karya di Istana dalam dua pekan terkahir.

Saya pun masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena pernah berinteraksi dengan pasien positif Covid-19. Tak mau ambil risiko, saya berinisiatif memeriksakan diri ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta Utara, Senin 16 Maret 2020.

Setibanya di sana, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh orang yang masuk kategori ODP virus corona, antara lain:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Tahap Screening

Negatif Corona, Satu WNA Dipulangkan dari RSPI Sulianti Saroso
Petugas berjaga di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Satu WNA terindikasi virus corona diizinkan pulang setelah hasil pemeriksaan, WNA itu negatif corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Bagi pasien yang ingin tes corona biasanya langsung diarahkan ke Pos Pemantauan COVID-19. Letaknya, berada di luar gedung RSPI Sulianti Saroso.

Di tahap pertama ini, saya diminta untuk mengisi formulir soal gejala corona yang dialami, riwayat perjalanan ke luar negeri dalam dua pekan terakhir, riwayat kontak dengan pasien positif, dan lain-lain. Kebetulan, saat itu saya mengalami batuk dan pilek.

Setelah menyerahkan formulir itu, petugas kesehatan akan bertanya-tanya terkait keluhan. Pasien tanpa gejala dan tidak pernah berkontak dengan pasien positif maka dinyatakan sehat dan diminta untuk pulang ke rumah.

Sementara apabila memiliki gejala seperti batuk dan pilek namun tidak pernah berkontak dengan pasien positif, maka petugas kesehatan akan menyarankan agar berobat ke dokter umum.

Saya sempat diminta untuk pulang dan mengisolasi diri selama 14 hari karena gejala yang dialami hanya batuk dan pilek. Namun, saya bersikeras meminta untuk diperiksa kesehatan dengan alasan kantor meminta surat kesehatan. Saya pun diarahkan untuk Medical Check Up (MCU).

Meski begitu, hampir semua orang yang datang ke Pos Pemantauan di RSPI Sulianti Saroso diarahkan untuk MCU. Baik dengan gejala ringan, sedang, ataupun tak bergejala namun perlu surat sehat.

 


2. Tahap Medical Check Up

Masih Banyak Orang yang Abaikan Pentingnya Medical Check-up
Melakukan medical check-up untuk mendeteksi Penyakit Tidak Menular (PTM) masih sering diabaikan oleh banyak orang.

Saya mengikuti beberapa tes MCU yakni, pemeriksaan fisik, berat dan tinggi badan, ukur tensi, tes darah, dan rontgen paru. Yang perlu ditekankan, tes MCU bukan tes virus corona. Sebab, hasil tes MCU tidak bisa menunjukkan apakah saya positif dan negatif corona.

Tes MCU hanya bisa melihat gejala klinis yang dialami berdasarkan hasil rontgen paru. Jika tes MCU menunjukkan ada gejala klinis, maka dokter akan merujuk agar pasien dilakukan tes corona.

Artinya, apabila saat MCU dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala corona, maka tidak akan di tes swab atau usap lendir. Padahal, untuk mengetahui seseorang positif dan negatif corona caranya yakni dengan melakukan tes swab

Saya pun tidak menjalani tes swab meski ada gejala batuk dan pilek serta berkontak dengan pasien positif. Bahkan, sekitar 20 wartawan Istana yang ikut tes bersama saya pun, tidak ada satu pun yang dilakukan tes swab.

Sehingga, hasil pemeriksaan kami hanya berhenti di MCU saja. Jujur, saya ingin sekali dilakukan swab namun tes itu harus berdasarkan permintaan dari dokter.

"Enggak di-swab karena enggak bisa by request (pribadi) di RSPI," ucap Wartawan berinisial D yang ikut tes MCU bersama saya.

 


3. Tahap Menunggu Hasil Pemeriksaan

Kedatangan Pasien Positif Corona, Begini Suasana RSPI Sulianti Saroso
Pengunjung mengenakan masker saat berkunjung ke RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). Pegawai dan pengunjung mengenakan masker sebagai bentuk pencegahan penularan pasca dua pasien positif terinfeksi Corona dirawat di rumah sakit tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Saya baru bisa mengambil hasil MCU sehari setelahnya. Saya memakluminya karena saat itu banyak sekali orang yang melakukan MCU sementara tenaga medis terbatas.

Setelah mendapat amplop besar bewarna kuning, saya pun berkesempatan untuk konsultasi dengan dokter. Hasilnya, rontgen paru saya dinyatakan baik namun tes darah yaitu leukosit saya dibilang cukup tinggi.

"Bukan virus tapi, ini karena bakteri," ujar dokter kepada saya.

Jujur, saya merasa dokter agak terburu-buru saat menerangkan karena ramainya poli MCU dengan orang yang hendak memeriksakan kesehatan. Namun, dokter tetap menjawab pertanyaan saya dengan ramah dan menyarankan agar berobat ke Poli Paru.

Nantinya, pihak rumah sakit juga akan memberikan Surat Keterangan Sehat. Perlu diingat, bahwa surat ini bukanlah surat bebas dan negatif corona atau health alert card.

"Kami tidak memberikan surat bebas corona atau health alert card. Ini cuma surat keterangan kalau Anda dalam kondisi sehat," jelas petugas medis RSPI Sulianti Saroso.

 


4. Tahap Pembayaran

Mesin Kasir
Ilustrasi Foto Mesin Kasir (iStockphoto)

Saya merogoh kocek Rp 275.000 untuk semua proses MCU yang saya ikuti Hal itu terbilang murah daripada MCU di RSPAD Gatot Soebroto.

Wartawan berinisial A mengatakan dirinya mengeluarkan Rp 659.000 untuk mengikuti proses MCU. Setiap rumah sakit memang mematok harga yang berbeda-beda tergantung fasilitas serta pelayanan kesehatan yang disediakan.

"Kemarin MCU di RSPAD Rp 659.000, (untuk) ambil darah, rontgen, sama konsultasi ke dokter. Tanpa (tes) swab" tutur Wartawan A itu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya