Curhatan Dokter soal Minimnya Masker dan APD untuk Tangani Covid 19

Sejak wabah Covid-19 merebak ke Indonesia beberapa produk kesehatan diburu masyarakat. Tak terkecuali kebutuhan masker yang vital bagi para tenaga kesehatan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 31 Mar 2020, 07:49 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 07:49 WIB
Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Han Yi, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak wabah Covid-19 merebak ke Indonesia beberapa produk kesehatan diburu masyarakat. Tak terkecuali kebutuhan masker yang vital bagi para tenaga kesehatan.

Seorang dokter di salah satu rumah sakit daerah mengeluhkan sulitnya rumah sakit menyediakan masker dan alat perlindungan diri tenaga kesehatan. Dokter yang tak mau identitasnya diungkap itu menceritakan bahwa saat ini persediaan masker di rumah sakit begitu terbatas.

"Sekelas rumah sakit yang biasanya sudah pesan dari distributor besar, gak dapat gitu loh," kata dokter itu kala dihubungi, Senin (30/3/2020).

Dokter anestesi itu mengungkapkan, barang-barang seperti masker begitu diperlukan dalam ruangan operasi. Biasanya para tenaga kesehatan bisa dengan leluasa mengambil masker untuk dipergunakan dalam ruang operasi, namun saat ini dia mengaku pihak rumah sakit hanya menyediakan 10 buah masker setiap ruang operasi perharinya.

"Jadinya dibatasinya satu ruangan operasi itu hanya untuk 10 masker. Belum ganti perawat, dokternya, yang lain. Kalau break makan ini gimana? Kan mesti diganti. Gak masuk akal," ungkapnya.

Terlebih lagi, menurutnya sudah ada imbauan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) karena merebaknya wabah Covid-19 meminta setiap dokter yang memeriksa pasien harus menggunakan masker.

"Untuk kita aja yang kerja di dalam (ruang operasi) susah," tegasnya.

Dokter itu mengungkapkan, biasanya setiap hari satu ruangan operasi bisa banyak melayani pasien Covid 19. Namun sejak kekurangan alat medis, setiap harinya hanya melayani beberapa saja.

"Akhirnya kita minta bagi operasi yang bisa ditunda ya ditunda dulu, kecuali operasi melahirkan ya kan itu sudah jauh-jauh hari, gak bisa ditunda juga," tukasnya.

 

Minta Pemerintah Genjot Produksi Masker

APD
Sebagai garda terdepan dalam memerangi virus Corona Covid-19, petugas medis membutuhkan alat pelindung diri (APD) yang memadai. (ist)

Dokter itu mengusulkan supaya pihak pemerintah mendatangi pabrik masker untuk menggenjot produksinya. Mengingat saat ini begitu dibutuhkan.

"Kenapa sih gak pemerintah datangi aja pabrik, gimana caranya. Kenapa gak bisa sih, datangi saja pabriknya. Pabriknya kan bayak, nanti (minta) produksi aja yang banyak pemerintah yang beli," usulnya.

Dalam situasi seperti ini, kata dokter itu pemerintah mestinya mengkoordinasi penyebaran masker ke seluruh Indonesia dan memprioritaskan rumah sakit terlebih dahulu.

"Kami kasih lah perlindungan. Kaya kasus yang banyak itu, kaya Covid-19 ya banyak dokter (kena) sejujurnya karena kami pun yang menolong pasien dari awal itu gak mendapat perlindungan maksimal. Harus gimana? Gak ditolong gimana, ditolong kita mati konyol," tegas dokter.

Selain kekurangan masker, dokter juga mengaku begitu kesulitan mendapatkan alat perlindungan diri atau APD. Baju APD yang begitu utama digunakan untuk memeriksa pasien Covid-19 persediaannya begitu terbatas.

Dia pun mengusulkan supaya pemerintah memberdayakan anak-anak panti untuk menjahit APD.

"Gak bisa apa ngumpulin 100 tukang jahit produksi itu (APD). Gimana apa kaya konveksi itu di Bandung, pusatkan aja di Bandung," katanya.

Ia juga mengusulkan supaya pemerintah semestinya mengubah pabrik konveksi untuk memproduksi APD. Dan hasilnya bisa dibeli oleh pemerintah guna didistribusikan ke seluruh rumah sakit di Indonesia.

"Ya saya rasa mereka (pabrik) mau lah. Kemarinkan nunggu barang dari China ternyata barang Indonesia juga, pengen marah rasanya tapi marah sama siapa?" ia menandaskan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya