Menko Perekonomian: New Normal Dorong Masyarakat Produktif dan Terhindar Covid-19

Airlangga mengakui jika pada awal tahun 2020, Januari - Februari, perekonomian nasional dalam kondisi relatif lebih baik dari negara-negara lain.

oleh Luqman RimadiLiputan6.com diperbarui 10 Jun 2020, 13:11 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2020, 12:13 WIB
Refleksi Akhir Masa Jabatan Anggota MPR, DPR, dan DPD
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan paparan dalam acara Dialog Refleksi Akhir Masa Jabatan Anggota MPR, DPR, dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9/2019). Dialog membahas capaian kinerja DPR, MPR, dan DPD periode 2014-2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Penerapan new normal (normal baru) yang dijalankan oleh pemerintah RI di sejumlah daerah di Tanah Air, pekan ini diharapkan menjadikan masyarakat produktif dan aman Covid.

Hal ini ditegaskan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, kepada media Rabu (10/6/2020).

"Masyarakat produktif dan aman Covid-19, pertama, ini berarti masyarakat produktif yang memutus mata rantai covid dan kedua, produktif dalam memutus mata rantai dari meningkatnya angka PHK (pemutusan hubungan kerja), agar tidak semakin tinggi, sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat bisa terdorong,” ungkap Airlangga.

Ketua Umum Partai Golkar ini mengakui jika pada awal tahun 2020, Januari  - Februari, perekonomian nasional dalam kondisi relatif lebih baik dari negara-negara lain. Namun setelah memasuki Pandemi Covid-19 menurun.

Lewat pemberlakukan normal baru maka diharapkan kondisi perekonomian membaik seperti yang sudah dilakukan beberapa negara lain. "Kita harus banyak belajar dari negara yang sudah mendahului kita, seperti Korea Cina, dan Italia,” tambah Airlangga

Kondisi perekonomian nasional selama masa Pandemi Covid -19 hampir semuanya turun drastis. Bahkan Airlangga menyatakan hampir seluruh sektor perekonomian terpotong antara 50 persen hingga 20 persen. Namun demikian ada pula sektor yang masih positif.

"Sektor yang paling baik, adalah pangan, kesehatan dan kelapa sawit atau produksi minyak nabati. Sementara yang lain semuanya berada di bawah,” ucap Airlangga.

Melihat kondisi tersebut, menurut Airlangga, maka harus dilakukan restart engine ekonomi. Hal tersebut diperlukan agar kita bisa menahan yang terkena PHK dan menahan kondisi masyarakat  yang berada di near poor menjadi poor.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Raih Kepercayaan Pasar

Menurit Airlangga, kondisi perekonomian Indonesia sebenarnya sudah mendapatkan kepercayaan di mata pasar. Indikatornya saat ini positif. Misalnya penerbitan obligasi oleh Hutama Karya yang ratingnya rendah karena dijamin oleh pemerintah. Hal itu menunjukkan beberapa hal penting.

"Pertama, ini berarti kepercayaan terhadap surat utang kita positif. Kedua pasar modal sudah mulai rebound dan ketiga currency kita relatif cukup kuat,” tambah Airlangga. 

Dari segi makro ekonomi, Menko Perekonomian juga melihat kepercayaan pasar terhadap Indonesia dan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah adalah positif.

“Kita harus menjaga perekonomian nasional dan mengutamakan produksi nasional dan menjaga daya beli masyarakat agar jangan dimanfaatkan oleh importir yang akan menguntungkan negara lain,” pungkas Airlangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya