Bale-Bale, Bagian Penting dalam Arsitektur Rumah Khas Betawi

Teras adalah tuang terbuka pada bagian depan rumah yang umumnya digunakan sebagai ruang bersantai sekaligus menerima tamu. Bagi masyarakat Betawi, bale-bale di rumah Betawi sekaligus menjadi simbol keterbukaan orang Betawi.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 12 Apr 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 16:00 WIB
Melihat Progres Pembangunan Rumah Betawi di Setu Babakan
Pemandangan proyek pembangunan Perkampungan Budaya Betawi di tengah Setu Babakan, Jakarta, Kamis (3/1). Kawasan tersebut nantinya akan dihiasi dengan berbagai bangunan bertema Betawi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Setiap sudut rumah adat Betawi menyimpan makna dan filosofinya tersendiri. Salah satu bagian di rumah adat khas Betawi yang juga menyimpan makna mendalam adalah bale-bale atau teras.

Teras adalah tuang terbuka pada bagian depan rumah yang umumnya digunakan sebagai ruang bersantai sekaligus menerima tamu. Bagi masyarakat Betawi, bale-bale di rumah Betawi sekaligus menjadi simbol keterbukaan orang Betawi.

Mengutip dari Seni & Budaya Betawi, rumah adat Betawi tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal. Rumah tersebut juga kerap menjadi pusat kegiatan budaya dan ritual masyarakat Betawi.

Tak heran jika setiap detail bangunannya mencerminkan nilai-nilai dan kearifan lokal. Hal ini pula yang melatarbelakangi keberadaan bale-bale yang begitu luas.

Bale-bale tak hanya menjadi area publik untuk menerima tamu. Teras ini juga digunakan sebagai tempat untuk berkumpul dan bersantai bersama anggota keluarga.

Bale-bale pada arsitektur rumah khas Betawi tempo dulu juga tampak berbeda dengan rumah modern masa kini. Teras yang luas memberikan kesan nyaman, terlebih jika dilengkapi dengan kursi bale-bale.

Umumnya, kursi bale-bale dibuat dari bahan rotan dan bambu sebagai amben. Pada bagian lantai umumnya menggunakan bahan gejogan untuk menunjukkan penghormatan terhadap tamu yang datang ke rumah.

Gejogan pada bagian lantai ini juga memegang peran cukup penting. Simbolisme gejogan yang dihubungkan dengan tangga masuk rumah yang disebut balaksuji sekaligus menandakan penghormatan dan keterbukaan terhadap kedatangan tamu.

Hal ini sejalan dengan nilai yang dipegang masyarakat Betawi. Sejarah mencatat bahwa dalam masyarakat Betawi terdapat percampuran suku yang berbeda-beda, sehingga memperkaya keberagaman budaya dan pemahaman toleransi antarsuku dan agama.

Bale-bale bukan sekadar soal teras, tetapi juga pagar. Rumah khas Betawi umumnya memiliki pagar rendah yang menandakan keterbukaan masyarakat Betawi.

Berbagai makna dan filosofi di balik setiap sudut arsitektur rumah Betawi menandakan bahwa masyarakat Betawi tidak asal dalam membangun rumah. Bale-bale sebagai bagian paling depan dari rumah Betawi seolah menjadi simbol keramahan masyarakat Betawi sejak dulu hingga sekarang.

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya