Stafsus Milenial Jokowi: Kualitas Internet Buruk Hambat Pendidikan Daring di Indonesia Timur

Survey APJII pada 2018 jumlah masyarakat yang mengakses internet di Wilayah Maluku, NTT, dan Papua hanyalah 5% dan 10% dibandingkan dengan di Pulau Jawa mencapai 55%.

oleh Luqman RimadiLiputan6.com diperbarui 08 Jul 2020, 10:17 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 10:03 WIB
Billy
Billy Mambrasar, Duta SDGs menghadiri acara forum internasional. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Staf Khusus Presiden Gracia Billy Mambrasar menerima masukan dari anggota DPR Komisi X Dede Yusuf agar mendorong Perhatian Pemerintah terhadap Pendidikan tinggi di Indonesia, tetap harus diperhatikan di era Covid 19 ini.

Pandangan tersebut dikemukakan dalam diskusi virtual bertajuk SDM Unggul Indonesia Maju yang diselenggarakan oleh Milenial Talk Institute pada Senin, 6 juli 2020. Acara dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin.

Pada diskusi virtual tersebut, Anggota DPR Komisi X yang membidangi pendidikan Dede Yusuf menerangkan bahwa dana Pendidikan yang sekarang digelontorkan adalah sebesar 75 triliun rupiah. Harapan Dede Yusuf, agar pengelolaan dana Pendidikan tersebut lebih dapat dikelola dan dimonitor penggunaannya oleh pemerintah pusat agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

Sementara Staf Khusus Billy Mambrasar berharap agar konektifitas internet di Wilayah Indonesia Timur harus di tingkatkan, agar anak-anak usia sekolah dan perguruan tinggi tetap dapat mengikut proses belajar mengajar secara daring.

"Berdasar survey APJII pada 2018 jumlah masyarakat yang mengakses internet di Wilayah Maluku, NTT, dan Papua hanyalah 5% dan 10% dibandingkan dengan di Pulau Jawa mencapai 55%" ujar Billy.

Hal ini menurut Billy membuat terjadinya ketimpangan akses Pendidikan antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia.

Hal ini juga di aminkan oleh Emil Dardak, Wakil Gubenur Jawa Timur yang mendorong agar lebih banyak lagi operator telekomunikasi yang melakukan ekspansi bisnis ke Wilayah Indonesia Timur, untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap Internet.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tingkatkan Produktivitas Anak Muda

Sementara itu Founder Milenial Talk Institute Hasan Basri menyatakan tujuan diadakannya acara virtual ini adalah untuk ingin menjadikan anak-anak muda lebih produktif, aktif dan menjadi pemimpin di generasi yang akan datang.

Diketahui, negara Indonesia memiliki 250 ribu juta jiwa yang didalamnya terdapat banyak SDM unggul berkualitas yang harus dikembangkan semangat dan niatnya agar menjadi generasi pemimpin bagi nusa dan bangsa.

"Kami ingin menjadi tangan panjang para pemuda, untuk dapat menyalurkan ide dan gagasan dengan baik, kelak karya anak-anak muda akan dilihat dan dihargai banyak orang," ucap Hasan Basri.

Menurut Billy Mambrasar, anak muda Indonesia harus mengembangkan ide agar suatu saat nanti memiliki gebrakan yang mampu membawa perubahan bagi negara.

Dia menegaskan, saat ini Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan go-global. Karena menurutnya, generasi milenial adalah orang-orang yang mampu meningkatkan taraf pendidikan, kemampuan Bahasa Inggris, ataupun kemampuan keilmuan lainnya.

"Pemuda perlu menerapkan pola pikir yang baik. Dengan begitu, Indonesia tentu akan memiliki kapasitas SDM yang unggul dan berkualitas bagi negara, karena sudah saatnya anak muda ikut membangkitkan perekonomian dan pendidikan di Indonesia" kata

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya