Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan tantangan mengelola Kota Bogor ialah mesti menyeimbangkan antara kelestarian lingkungan di satu sisi dan kepentingan ekonomi di sisi lain.
"Kota Bogor dan Kebun Raya itu challenge-nya sama, bagaimana menyeimbangkan antara konservasi, environment, dan preservasi di satu sisi di sisi lain ada economic interest, tourism dan lain sebagainya. Bagaimana kata istilah Pak Presiden itu kapan ngegas, kapan ngeremnya," ucap Bima Arya dalam acara HUT Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ke-53 via daring, Selasa (25/8/2020).
Menurut Bima semakin lama tantangan untuk mengelola Kota Bogor makin kompleks. Belum lagi laju pertumbuhan penduduk di sana yang tiap tahun semakin meningkat.
Advertisement
"Penduduk 10 tahun lagi jadi 10 setengah juta. Waktu saya SMA masih 500 ribu," jelas Bima.
Konektivitas dengan kota utama, yakni Jakarta juga semakin tinggi seakan menambah pula masalah yang hadir di Kota Hujan tersebut.
"Persoalan semakin banyak, tapi di sisi lain kita juga bangga dengan heritage kita, atas hijau kita. Jadi tugas utama kita menyeimbangkan tadi, kapan ngegas kapan ngeremnya," jelas dia.
Sejak awal dilantik sebagai Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan bahwa dirinya sudah berkomitmen untuk mem-branding Bogor sebagai Kota Hijau, Kota Cerdas, dan Kota Warisan. Tiga identitas yang berusaha ia lekatkan terhadap Kota Bogor, kata Bima bukan tanpa dasar. Melainkan ada runutan sejarahnya.
"Jadi bukan ujug-ujug, dan kami merasa tiga identitas itu hanya bisa tercapai kalau kita kolaborasi. Dan saya lihat Kebun Raya melakukan itu, LIPI melakukan itu," paparnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gandeng Ilmuan
Dalam kesempatan itu, Bima juga mengingatkan bahwa kolaborasi antara pihak pemerintah seperti dirinya dengan ilmuwan merupakan sebuah keniscayaan. Pasalnya tanpa kolaborasi tak bisa masalah diselesaikan sendirian.
"Jadi saya sadar betul itu, makanya di (pandemi) Covid-19 ini saya bangun kolaborasi dengan semua. Mendengar rekomendasi dari pakar epidemiologi, mendengar nasihat dari para dokter spesialis, pengusaha maunya apa. Dan kami berharap betul LIPI juga bisa terus membangun kolaborasi dengan pemerintah daerah di sini," pungkasnya.
Advertisement