Liputan6.com, Jakarta - Pasien rawat inap di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet berjumlah 1.623 orang. Jumlah tersebut berdasarkan data pada Minggu (6/9/2020) pukul 08.00 WIB.
"Jadi pasien rawat inap hari ini di RSD Wisma Atlet total berjumlah 1.623 orang dengan 852 pria dan 771 wanita," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Minggu.
Jumlah pasien rawat inap hari ini berkurang 20 orang dengan angka semula berjumlah 1.643 orang pasien di hari sebelumnya.
Advertisement
Aris menjelaskan, dari jumlah tersebut pasien dengan status konfirmasi positif di RSD Wisma Atlet berjumlah 1.619 orang dan 4 orang untuk pasien dengan kategori suspek.
"Kemudian, data pasien terkonfirmasi positif juga berkurang 19 orang dengan jumlah kemarin yakni 1.638 orang pasien," jelas Aris.
Terkait pasien suspek hari ini juga berkurang 1 orang dari total hari sebelumnya. Sehingga, rekapitulasi pasien akumulatif mulai 23 Maret sampai 6 September 2020 di RSD Wisma Atlet sudah terdaftar 13.660 pasien dengan pasien keluar sebanyak 11.807 orang.
"Rinciannya, pasien rujuk ke RS lain 261 orang. Pasien sembuh 11.541 orang, pasien meninggal 4 orang," tandas Aris.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemerintah Akan Buka Tower 4 dan 5 Wisma Atlet untuk Flat Isolasi Mandiri
Pemerintah berencana menggunakan Tower 4 dan 5 Wisma Atlet Kemayoran untuk digunakan sebagai flat isolasi mandiri bagi warga yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, dan tak memiliki tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat protokol kesehatan. Dua flat Wisma Atlet tersebut akan mulai digunakan pada Selasa (8/9/2020) pekan depan.
"Pemerintah akan menyiapkan Flat Isolasi Mandiri bagi warga yang positif Covid-19 tapi tak memiliki tempat. Rencana kami akan menggunakan Tower 4 dan Tower 5 Wisma Atlet Kemayoran sebagai Flat Isolasi Mandiri mulai Selasa pekan depan," kata Ketua Satgas Pengananan Covid-19, Doni Monardo usai melakukan inspeksi Wisma Atlet, Jakarta, Jumat (4/8/2020).
Doni berharap, kebutuhan fasilitas air dan listrik dapat disiapkan dengan baik, sehingga Tower 4 dan 5 dapat segera dioptimalkan.
"Kami harapkan fasilitas air dan listrik sudah siap sehingga Tower 4 sudah dapat digunakan dan segera menyusul Tower 5," jelas Doni.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini pun menyampaikan rasa keprihatinannya atas gugurnya 100 dokter selama wabah corona virus ini.
Doni kembali mengingatkan bahwa seharusnya dokter dan tenaga medis menjadi benteng terakhir dalam melawan Covid-19. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan dapat menjadi garda terdepan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Kalau kita sayang dengan dokter-dokter yang merupakan aset bangsa kita harusnya patuh pada protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran wabah coronavirus," ungkap Doni.
Advertisement