Liputan6.com, Jakarta - Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono mebeberkan kesulitan polisi mengungkap kasus dugaan pembunuhan wartawan Sulawesion.com, Demas Laira.
Demas Leira ditemukan tewas di pinggir jalan Desa Tassoko, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat pada Kamis 20 Agustus 2020 dengan kondisi 17 luka tusuk di tubuhnya.
Baca Juga
"Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh penyidik Polres Mamuju Tengah, pertama bahwasanya belum ada saksi yang melihat langsung. Karena tadi saya sampaikan minimal saksi ada dua, kalau saksi itu satu, bukan kesaksian," kata Awi dalam sesi audiensi daring bersama sejumlah pihak pada Rabu (23/9/2020).
Advertisement
Kesulitan selanjutnya, kata Awi adalah ketidakterbukaan masyarakat di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jenazah korban.
"Ini juga, mungkin teman-teman di sana bisa membantu kepolisian untuk ya mencari lah, mencari saksi-saksi yang potensial dari mulut ke mulut. Kemudian bisa membujuknya sehingga memudahkan kepolisian untuk mengungkap kasus ini," ucap Awi.
Kesulitan lain, lanjut Awi, adalah belum ditemukannya barang pribadi korban berupa gawai. Padahal, kata Awi, ponsel tersebut merupakan barang bukti kunci guna mengungkap kasus pembunuhan Demas Leira.
"Ini juga menjadi barang bukti kunci, karena memang semua percakapan, semua kegiatan almarhum di sana. Ini juga masih dalam pencarian," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
AMSI Siap Bantu
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wens Manggut meminta polisi segera mengungkap dalang di balik pembunuhan Demas Laira (28), seorang jurnalis Sulawesion.com. AMSI menyatakan bersedia membantu kerja polisi dalam mengungkap kasus tersebut.
"Kalau kepolisian sudah mengantongi nama, ya jangan terlalu lama lagi (diungkap). Kalau ada kesulitan mungkin apa yang bisa kami bantu dari sisi organisasi," ucap dia dalam sesi audiensi bersama Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, Rabu (23/9/2020).
Wens menyebut, kematian Demas menyisakan kemungkinan bahwa korban dibunuh berkaitan dengan kerja-kerja jurnalistiknya.
"Dugaan itulah yang harus dikumpulkan materinya di lapangan. Dan saya juga mencari kemungkinan yang lain," ucapnya.
Jurnalis senior yang juga menjabat sebagai Chief Content Officer (COO) KapanLagi Youniverse itu mendesak kepolisian agar segera menemukan materi-materi tersebut.
AMSI sendiri, menurut Wens, telah membentuk TIM Pencari Fakta untuk turut mendalami kasus kematian jurnalis Sulawesion.conm itu.
"Dan dari awal sebetulnya kami cukup apresiasi dari kawan-kawan di kepolisian karena responsnya cukup cepat. Itu olah TKP-nya cepat, terus kalau enggak salah forensik juga cepat," kata dia.
Saat itu pihaknya menduga bahwa kasus tersebut tak membutuhkan waktu lama untuk terungkap. Namun hingga hari ini, tepat 34 hari terbunuhnya Demas, titik terang mengenai aktor pembunuhan almarhum tak kunjung terungkap.
DL atau Demas Leira sendiri ditemukan tewas di pinggir jalan Desa Tassoko, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat pada Kamis 20 Agustus 2020 sekitar pukul 02.00 Wita. Sebelum ditemukan meninggal dunia, dia diketahui tengah melakukan perjalanan kembali ke kediamannya dari Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Saat ditemukan, warga Desa Bambadaru, Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah itu sudah tidak bernyawa, terdapat 17 luka tusuk yang diduga akibat senjata tajam di sekujur tubuhnya. Selama hidup, menurut keluarga, DL tidak memiliki atau membuat masalah dengan orang lain.
"Kami sekeluarga sangat terkejut, saat mendengar kabar, bahwa Kakak saya ditemukan meninggal di pinggir jalan," kata W (20) adik korban kepada Liputan6.com, Jumat (21/08/2020).
"Beberapa waktu lalu kakak saya ke rumah tante di Palu. Saat akan kembali ke sini (rumah), dia memberi kabar, bahwa dia singgah di Kota Pasangkayu, bertemu teman-teman klub motornya," dia menambahkan.
Advertisement