IDI Prediksi Bakal Ada Lonjakan Kasus Corona Karena Demo UU Cipta Kerja dalam Sepekan

Banyaknya kemungkinan peserta demonstrasi yang datang dari kota atau wilayah yang berbeda memperbesar peluang penyebaran corona.

oleh Luqman RimadiLiputan6.com diperbarui 09 Okt 2020, 07:36 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 07:23 WIB
FOTO: Tolak UU Cipta Kerja, Pengunjuk Rasa Berkumpul di Harmoni
Pengunjuk rasa berkumpul saat berdemonstrasi menolak UU Cipta Kerja di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). UU Cipta Kerja yang disahkan beberapa waktu lalu memicu demonstasi sejumlah kalangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai aksi demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang terjadi belakangan ini berpotensi memunculkan klaster baru. Dia memprediksi bakal ada lonjakan Covid-19 di Tanah Air karena unjuk rasa tersebut.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Dr M Adib Khumaidi, SpOT dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat, mengatakan, peristiwa demonstrasi mempertemukan ribuan, bahkan puluhan ribu orang yang sebagian besar tidak hanya mengabaikan jarak fisik namun juga tidak mengenakan masker.

"Berbagai seruan nyanyian maupun teriakan dari peserta demonstrasi tersebut tentu mengeluarkan droplet dan aerosol yang berpotensi menularkan virus terutama Covid-19," kata Adib, seperti dilansir dari Antara, Jumat (9/10/2020).

Ditambah lagi, banyaknya kemungkinan peserta demonstrasi yang datang dari kota atau wilayah yang berbeda. Hal itu semakin memperbesar peluang penyebaran virus asal Wuhan, China itu. 

"Jika terinfeksi, mereka dapat menyebarkan virus saat kembali ke komunitasnya," ujarnya.

 Adib memperkirakan lonjakan kasus corona karena adanya unjuk rasa tersebut akan terlihat dalam satu hingga dua pekan ke depan. Dia pun  

"Kami menjelaskan kekhawatiran kami dari sisi medis dan berdasarkan sains, hal yang membuat sebuah peristiwa terutama demonstrasi berisiko lebih tinggi daripada aktivitas yang lain. Bahkan, diperkirakan akan terjadi lonjakan masif yang akan terlihat dalam waktu 1-2 minggu mendatang," papar Adib.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Klaster baru Terus Bermunculan

Demo tolak UU Cipta Kerja berujung bentrok di Makassar (Liputan6.com/Fauzan)
Demo tolak UU Cipta Kerja berujung bentrok di Makassar (Liputan6.com/Fauzan)

Dalam kondisi saat ini, para tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan sudah kelimpungan menangani jumlah pasien Covid yang terus bertambah. Adib menambahkan, selama pekan pertama Oktober 2020 sudah ada 5 dokter meninggal akibat Covid-19.

"Sehingga total ada 132 dokter wafat akibat Covid. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 68 dokter umum (4 guru besar), dan 62 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen," ujarnya.

Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 61 IDI Cabang ( Kota/Kabupaten).

Berdasarkan data provinsi, Jawa Timur sebanyak 31 dokter, Sumatera Utara 22 dokter, DKI Jakarta 19 dokter, Jawa Barat 11 dokter, Jawa Tengah 9 dokter, Sulawesi Selatan 6 dokter, Bali 5 dokter, Sumatera Selatan 4 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, DI Aceh 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter, Riau 4 dokter, Kepulauan Riau 2 dokter, DI Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, Banten 1 dokter, dan Papua Barat 1 dokter.

Hal ini dikarenakan Lonjakan pasien Covid terutama orang tanpa gejala (OTG) yang mengabaikan perilaku protokol kesehatan di berbagai daerah juga meningkat.

Bahkan, klaster-klaster baru penularan Covid terus bermunculan dalam beberapa minggu terakhir karena sejumlah wilayah di Indonesia mulai melepas PSBB dan membuka wilayahnya kembali untuk pendatang yang berarti lebih banyak orang yang menjalani aktivitas di luar rumah.

"Termasuk, peristiwa demonstrasi yang terjadi beberapa hari belakangan ini," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya