Ma'ruf Amin Yakin Moderasi Beragama Bisa Jadi Kunci Harmonisasi Umat

Menurut Ma'ruf, bila moderasi beragama berjalan baik maka efeknya tidak hanya terjadi di tingkat lokal maupun nasional, tetapi juga di tataran global.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Nov 2020, 18:56 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 18:56 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin  saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meyakini, moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan bagi masyarakat. Menurut dia, bila hal itu berjalan baik maka efeknya tidak hanya terjadi di tingkat lokal maupun nasional, tetapi juga di tataran global.

"Moderasi merupakan kebajikan yang mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal, keluarga, dan masyarakat," kata Ma'ruf saat memberikan Keynote Speech pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang berlangsung secara daring, Selasa (03/11/2020).

Ma'ruf mencontohkan, moderasi beragama, dalam Islam disebut wasathiyyah atau proses meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang. Tujuannya, menghasilkan cara pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi jalan tengah di antara dua hal.

"Dua hal adalah antara jasmani dan rohani, antara teks dan konteks, antara idealitas dan kenyataan, antara hak dan kewajiban, antara orientasi keagamaan dan orientasi kebangsaan, antara kepentingan individual dan kemaslahatan umat atau bangsa, serta keseimbangan antara masa lalu dan masa depan," jelas Ma'ruf.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

4 Indikator Moderasi Agama

Ma'ruf mengungkapkan bahwa secara empiris, moderasi beragama dapat diukur dari empat indikator. Adapun indikator yang pertama adalah toleransi, kedua, antikekerasan, ketiga, komitmen kebangsaan, dan keempat, pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multi-kultural dan multi-agama.

"Peran strategis FKUB perlu didorong untuk dapat meningkatkan penyebarluasan moderasi beragama, sehingga mencegah konflik dan radikalisme beragama dalam kerangka kerukunan umat beragama, dan saya mengharapkan para tokoh agama mampu menjadi menjembatani itu," Ma'ruf menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya