Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,2 triliun untuk program bantuan paket kuota internet gratis bagi pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen. Penyaluran bantuan kuota internet gratis disalurkan bertahap mulai September hingga Desember 2020.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim dalam Cerita di Kemenkeu Mengajar 5 mengatakan bahwa kebijakan kuota gratis merupakan yang pertama dalam sejarah Indonesia.
“Penyaluran bantuan sosial berupa internet gratis diberikan ke puluhan juta orang dalam waktu kurang lebih sebulan," ujar Nadiem dalam kesempatan tersebut.
Advertisement
Berdasarkan data Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, sebanyak 28,5 juta paket bantuan kuota internet disalurkan pada September dan 35,7 juta paket disalurkan di bulan Oktober lalu.
Para guru dan pengajar menyambut positif program kuota gratis karena sangat membantu proses kegiatan belajar mengajar jarak jauh atau secara daring selama masa pandemi.
"Alhamdulillah, saya sudah mendapatkan bantuan 2 kali di bulan Oktober dan September. Kebetulan saya punya anak juga mendapatkan bantuan," ujar Nunik, Guru SDN Klender 03 Pagi.
Nunik juga bersyukur karena para guru di sekolahnya juga mendapatkan bantuan, begitu pun banyak muridnya yang dapat bantuan kuota internet gratis. "Alhamdulillah guru dapat semua, murid juga banyak yang dapat," katanya.
Masuk kelompok tenaga pendidik jenjang PAUD, dasar, dan menengah, Nunik mendapatkan kuota internet gratis sebesar 42GB per bulan. Kuota tersebut terbagi menjadi 5 GB untuk kuota umum dan 37 GB kuota belajar. Sementara untuk para peserta didik mendapatkan kuota internet gratis sebesar 35GB, terdiri dari 5GB untuk kuota umum dan 30GB kuota belajar.
Nunik merasa bersyukur dengan bantuan kuota internet gratis tersebut, pembelajaran jarak jauh bisa berjalan dengan baik dan lancar. Meskipun ada beberapa kendala, namun sampai sekarang masih bisa ditangani.
"Alhamdulillah, sejauh ini KBM online berjalan dengan baik dan lancar. Beberapa kendala tetap ada seperti keterbatasan hape, karena harus bergantian dengan kakaknya atau ada yang dibawa orang tua bekerja. Sehingga membuat siswa terlambat mengumpulkan tugas. Namun guru masih memaklumi hal itu," ujar Nunik.
Â
Jam Sekolah Online
Selama pembelajaran jarak jauh, Nunik bercerita metode pembelajarannya masih seperti ketika mengajar tatap muka, bedanya hanya saja sekarang online melalui ponsel dan grup whatsapp.
"Seperti mengajar di sekolah. Pukul 6.30 sudah menyapa anak-anak untuk absen. Sekitar jam 7 atau 7.15, saya sudah mulai pembelajaran dengan mengirimkan materi seperti sekolah biasa. Hari senin mengirimkan video Indonesia Raya. Hari Rabu dengan Hymne Pramuka, permainan. Hari Jumat mengirimkan pembacaan Asmaul Husna maupun mengaji. Saya kirim semua," jelasnya.
"Sekitar pukul 7.45, saya menjelaskan materi biasanya melalui video langsung. Saya rekam, saya kirim di group atau lewat video pembelajaran juga bisa," tambahnya.
Mengingat belum jelas kapan pandemi akan berakhir dan pembelajaran di sekolah bisa dimulai, Nunik berhadap bantuan paket internet gratis terus bisa diberikan oleh pemerintah. Selain itu juga memberi solusi kepada para peserta didik yang kesulitan memiliki ponsel pintar maupun lingkungan dengan jaringan internet terbatas.
Harapan terbesar Nunik wabah Covid-19 segera berlalu dan pembelajaran tatap muka langsung bisa terwujud.
"Harapan saya semoga wabah Covid-19 cepat berlalu dan pembelajaran segera bisa dimulai kembali di sekolah dengan tatap muka secara langsung. Bagaimana pun kita rindu dengan anak-anak, belajar sekolah secara langsung. Karena ketika anak belajar di rumah, tidak semua orang tua bisa sesabar ketika guru yang mengajar di sekolah," harap Nunik.
Â
(*)
Advertisement