Deretan Fakta Gempa Kuat di Mentawai 17 November 2020

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan beberapa fakta terkait gempa di Mentawai.

oleh Muhammad Ali diperbarui 17 Nov 2020, 14:16 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 14:16 WIB
Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa dengan magnitudo 6,3 menggoyang wilayah Tuapejat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (17/11/2020). Sumber BMKG menyatakan, gempa terjadi pukul 08.44 WIB.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, ada beberapa fakta terkait gempa di Mentawai. Pertama, kata dia, gempa ini termasuk lindu yang kuat. Gempa ini memiliki magnitudo update 6 yang berpusat di laut dengan koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, pada jarak 112 km arah Baratdaya Kota Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

"Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal. Analisis update menunjukkan bahwa gempa ini hiposenternya berada di kedalaman 31 km yang artinya pusat gempa ini berada di dalam Lempeng Indo-Australia dan bukan di Lempeng Eurasia," kata dia dalam keterangannya, Selasa (17/11/2020).

Kemudian fakta berikutnya, gempa dirasakan di dalam wilayah yang luas. Beberapa daerah yang merasakan guncangan gempa ini adalah Padang, Painan, Sipora, Solok, Mentawai, Sipora, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, dan Solok Selatan.

"Selanjutnya, tidak disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng," ucap dia.

Karena gempa ini, lanjut Daryono, bersumber di dalam Lempeng Indo-Australia maka gempa ini bukan merupakan gempa yang disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona megathrust. Gempa akibat timbukan lempeng lazimnya memiliki sumber gempa sesar naik (thrust fault).

Kemudian fakta lainnya, gempa ini dipicu oleh sesar transform. Gempa ini memiliki mekanisme sumber berupa sesar geser (transform fault) yang tampaknya berkaitan dengan sumber gempa sesar geser pada Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia, yang dikenal dengan nama Investigator Fracture Zone (IFZ).

"Struktur IFZ ini memanjang di Samudra Hindia relatif berarah utara-selatan dan di bagian ujung utara IFZ berdekatan dengan Zona Subduksi Sumatera," kata dia.

 

Menambah Ancaman bagi Sumatera

Dan juga gempa tidak berpotensi tsunami. Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya masih dibawah 7 disamping juga karena mekanisme sumbernya yang berupa sesar geser.

"Gempa semacam ini pernah terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada tahun 2012. Gempa dahsyat di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada 12 April 2012 berkekuatan 8,6 dan 8,1 merupakan contoh lain dari gempa yang berkaitan dengan sumber gempa Investigator Fracture Zone (IFZ)," jelas Daryono.

Dia menjelaskan, Investigator Fracture Zone (IFZ) termasuk sumber gempa potensal bagi Pulau Sumatera. Melihat aktivitas sumber gempa ini, ancaman bagi Pulau Sumatera bukan hanya aktivitas gempa yang bersumber dari tumbukan lempeng di Zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Besar Sumatera di daratan, akan tetapi gempa kuat juga dapat bersumber di Investigator Fracture Zone dekat subduksi lempeng di sebelah barat Sumatera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya