Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral di sosial media sebuah video yang menunjukkan puluhan karung bansos disebut terbengkalai di Pulogadung, Jakarta Timur.
Pelapor video yang belum diketahui identitasnya itu menduga bansos kedaluwarsa dan dibiarkan terbengkalai.
Dalam rekaman video berdurasi 12 detik tersebut, terlihat karung-karung bansos yang berisi kantung-kantung berwarna merah putih.
Advertisement
Namun, Kanit Reskrim Polsek Cakung Iptu Stevanus Leonard Johannes memastikan, 50 ribu paket berisi bantuan sosial yang terbengkalai di dalam gudang Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, seluruhnya belum kedaluwarsa.
"Sudah tiga bulan tersimpan di sini dan saya lihat itu 'expired'-nya 2023, 2022. Jadi belum expired," ujar Stevanus usai menyambangi gudang di Jalan Pulo Buaran II Blok N1-N3 Kawasan Industri Pulogadung, Senin (21/12/2020).
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapat dari karyawan, bansos tersebut terbengkalai selama tiga bulan sebab upaya kerja sama dengan Kementerian Sosial untuk program bantuan Presiden bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 hingga kini belum terjalin.
Menurut Stevanus, sejauh ini polisi belum memperoleh fakta yang mengarah pada perbuatan penimbunan bansos milik pemerintah oleh PT Penco Pangan Utama selaku pengelola gudang.
Berikut fakta-fakta terkait video viral bansos terbengkalai yang disimpan di dalam gudang di Pulogadung, Jakarta Timur dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kata Polisi
Viral video puluhan karung bansos yang disebut terbengkalai di Pulogadung, Jakarta Timur. Dalam rekaman itu, karung-karung tersebut berisi kantung-kantung berwarna merah putih.
Kanit Reskrim Polsek Cakung Iptu Stevanus Leonard Johannes memastikan 50 ribu paket berisi bantuan sosial yang terbengkalai di dalam gudang Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, seluruhnya belum kedaluwarsa.
"Sudah tiga bulan tersimpan di sini dan saya lihat itu 'expired'-nya 2023, 2022. Jadi belum expired," ujar Stevanus usai menyambangi gudang di Jalan Pulo Buaran II Blok N1-N3 Kawasan Industri Pulogadung, dikutip dari Antara, Senin (21/12/2020).
Â
Advertisement
Isi Bansos
Menurut Stevanus, isi paket bantuan tersebut berupa beras, minyak goreng, sarden dan lainnya.
"Isinya beras 10 kilogram, mie instan 10 bungkus, sarden kecil 9 kaleng, minyak goreng 2 liter, saus sambal 1 botol, tidak ada yang expired sudah kami cek," papar dia.
Â
Laporan dari Video Viral
Dugaan bansos kedaluwarsa sebelumnya dilaporkan oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya melalui tayangan video berdurasi 12 detik yang beredar di media sosial.
"Orang yang memviralkan video itu sebenarnya adalah calon pembeli yang datang ke gudang. Itu videonya diproduksi sejak tiga bulan lalu," terang Stevanus.
Â
Advertisement
Alasan Bansos Terbengkalai
Sejauh ini polisi belum memperoleh fakta yang mengarah pada perbuatan penimbunan bansos milik pemerintah oleh PT Penco Pangan Utama selaku pengelola gudang.
Berdasarkan hasil keterangan pegawai, kata dia, bansos tersebut terbengkalai selama tiga bulan sebab upaya kerja sama dengan Kementerian Sosial untuk program bantuan Presiden bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 hingga kini belum terjalin.
"Jadi mereka (perusahaan) yang beli sendiri, mau menyediakan tetapi di sana (Kemensos) sudah full (bantuannya), akhirnya mereka jual sendiri saja biar tidak rugi," ucap Stevanus.
Â
Polisi Pastikan Belum Ada Uang Negara Masuk
Meskipun bansos tersebut terbengkalai selama tiga bulan, kata Stevanus, namun proses pengawasan kelayakan produk tetap dimonitor pengelola gudang.
"Mereka mencari dan menjual input dan output barang itu semua diseleksi sebanyak tiga kali, baik dari penyimpanan, surat jalan, penataan hingga dimasukkan lagi ke gudang. Jadi kalaupun expired pasti pedagang besar tersebut sudah komplain, tetapi sudah saya tanya tidak ada yang komplain," papar dia.
Stevanus memastikan belum ada aliran dana dari pemerintah yang masuk dalam pengadaan bansos di perusahaan yang bergerak di bidang pangan dan pergudangan itu.
"Sejauh ini belum ada uang negara masuk ke sini. Belum ada," tegas Stevanus.
Advertisement