Liputan6.com, Jakarta - Direksi dan komisaris PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN membeli saham PGAS pada 24 Desember 2024. Hal ini dalam rangka pembelian saham untuk tantiem yang ditangguhkan pada tahun buku 2023 dan investasi.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (26/12/2024), direksi dan komisaris yang membeli saham PGAS dengan harga Rp 1.575 per saham dan merupakan saham biasa dengan status kepemilikan langsung.
Advertisement
Baca Juga
“Pembelian saham untuk tantiem yang ditangguhkan periode tahun buku 2023 dan investasi,” tulis Sekretaris Perusahaan PGN, Fajriyah Usman.
Advertisement
Adapun direksi dan komisaris yang membeli saham PGAS antara lain:
1.Direktur PGN Fadjar Harianto Widodo
Ia membeli 678.300 saham PGN pada 24 Desember 2024 dengan harga Rp 1.575 per saham. Total pembelian saham Rp 1,06 miliar. Dengan demikian, setelah pembelian saham, jumlah saham yang dimiliki 1.861.300 dari sebelumnya 1.183.000.
2.Direktur PGN Harry Budi Sidharta
Harry membeli saham PGAS sebesar 401.400 dengan harga Rp 1.575 per saham. Nilai pembelian saham Rp 632,20 juta. Kini Harry memiliki 401.400 saham PGAS dari sebelumnya belum ada.
3.Direktur PGN Ratih Esti Prihatini
Ratih membeli 95.900 saham PGAS pada 24 Desember 2024 dengan harga Rp 1.575 per saham. Dengan demikian, nilai pembelian saham tersebut sekitar Rp 151,04 juta. Setelah aksi beli saham PGAS itu, Ratih genggam 95.900 saham PGAS.
4.Direktur PGN Rosa Permata Sari
Rosa juga membeli 95.900 saham PGAS dengan harga Rp 1.575 per saham pada 24 Desember 2024. Nilai pembelian senilai Rp 151,04 juta untuk saham PGAS. Saat ini, Rosa memiliki 95.900 saham PGAS setelah aksi beli tersebut.
Aksi Beli Saham PGAS
5.Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko
Arief membeli 472.200 saham PGAS dengan harga Rp 1.575 per saham pada 24 Desember 2024. Nilai pembelian saham itu sebesar Rp 744,18 juta. Setelah transaksi ia, genggam 472.200 saham PGAS.
6.Komisaris PGN Luky Alfirman
Luky membeli 323.100 saham PGAS dengan harga Rp 1.575 per saham pada 24 Desember 2024. Nilai pembelian saham PGAS itu sebesar Rp 508,88 juta. Luky kini memiliki 886.700 saham PGAS dari sebelumnya 563.600.
7.Komisaris PGN Warih Sadono
Warih Sadono membeli 452.400 saham dengan harga Rp 1.575 per saham pada 24 Desember 2024. Dengan demikian, nilai pembelian saham itu Rp 712,53 juta saham. Setelah aksi beli, Warih mengenggam 1.016.000 saham PGAS dari sebelumnya 563.600.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Desember 2024, harga saham PGAS turun 0,96 persen ke posisi Rp 1.545 per saham. Harga saham PGAS dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.565 per saham. Harga saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.570 dan level terendah Rp 1.540 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.178 kali dengan volume perdagangan 180.636 saham. Nilai transaksi Rp 28,2 miliar.
Advertisement
PGN Serap Belanja Modal USD 157 Juta hingga Kuartal III 2024
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengumumkan realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan telah merealisasikan capex USD 157 juta.
"Sampai dengan September 2024 pencapaian belanja modal PGN mencapai USD 157 juta. Di mana 59% penyerapan oleh segmen downstream dan lainnya. Sedangkan 41% diserap oleh segmen hulu,” ujar Direktur Keuangan PGN Fadjar Harianto Widodo dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (7/12/2024).
Untuk tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal USD 361 juta. Rinciannya, sebesar 63% rencananya dialokasikan untuk downstream & others. Lalu 37% sisanya dialokasikan untuk upstream.
Sebagai Subholding Gas Pertamina terus menjaga kinerja operasi dan keuangan perusahaan dalam optimalisasi pemanfaatan energi ramah lingkungan gas bumi.
Hal ini tercermin dalam laporan konsolidasian periode kuartal III 2024. Sampai dengan akhir September 2024, PGN membukukan pendapatan sebesar USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 44,26 triliun (kurs Rp 15.714,50 per USD), bertumbuh sekitar 5% dibanding periode sama 2023.
Kemudian pada laba operasi dan EBITDA masing-masing diperoleh sebesar USD 415,7 juta dan USD 852,0 juta, serta laba bersih tercatat sejumlah USD 263,4 juta.
"Dalam situasi yang menantang di tahun 2024, kami menerapkan berbagai strategi dan inisiatif untuk menjaga penyaluran volume gas bumi dan konsistensi dalam pencapaian kinerja keuangan," ungkap Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko dalam keterangan resmi, ditulis Sabtu (7/12/2024).
Kinerja Laba
Sejalan dengan kenaikan dari sisi pendapatan, per September 2024 perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 263,39 juta, setara Rp 4,14 triliun per September 2024. Laba itu naik 32,69 persen dibandingkan laba per September 2023 yang tercatat sebesar USD 198,5 juta.
"Optimalisasi pengelolaan volume gas bumi di tengah tantangan natural decline pasokan gas pipa dapat dimitigasi dengan baik dan penurunan beban keuangan pasca pelunasan obligasi merupakan salah satu faktor utama yang menyokong pencapaian kinerja keuangan ini”, tambah Arief.
Atas kinerja tersebut, perseroan berhasil mempertahankan peringkat di level BBB- dengan outlook stabil dari Fitch Ratings (Fitch). Fitch juga mengafirmasi bahwa Long Term Rating PGN di posisi AA+(idn) dengan outlook stabil.
Advertisement