141 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182 Dievakuasi Tim SAR pada Rabu 13 Januari

Sementara, 31 kantong kecil berisi serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan 28 potongan besar pesawat.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 13 Jan 2021, 20:51 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 20:51 WIB
Hari Keempat, Petugas Gabungan Kembali Evakuasi Korban Sriwijaya Air
Petugas menyemprotkan disinfektan ke kantong jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Petugas gabungan juga menyerahkan satu kantong perlengkapan pribadi korban. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Pencarian Dan Pertolongan (Basarnas) Bagus Puruhito menyampaikan, total kantong jenazah yang berisi body part korban Sriwijaya Air SJ 182 yang berhasil dikumpulkan Tim SAR gabungan bertambah menjadi 141 buah.

Operasi kemanusiaan Sriwijaya Air sendiri sempat terkendala cuaca buruk pada hari ini, Rabu (13/1/2021).

"Kita mendapatkan 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts, 31 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat, dan 28 potongan besar pesawat," tutur Bagus di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1/2021).

Menurut dia, pencarian selanjutnya masih difokuskan di area yang sama. Namun, pihaknya akan melebarkan area pencarian korban.

Sementara, tim akan memperkecil area pencarian kotak hitam atau black box Cockpit Voice Record (CVR) yang jatuh di Kepulauan Seribu dengan titik yang telah dipetakan sebelumnya.

"Memang betul hambatan hari ini adalah faktor cuaca, mudah-mudahan besok cuaca akan lebih mendukung dan berjalan lancar dalam pelaksanaan operasi SAR," jelas Bagus.

Sementara itu, Ketua Sub Komite IK Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo menyampaikan, pihaknya sedang mengunduh data di Flight Data Record (FDR) kotak hitam atau black box Sriwijaya Air SJ 182.

Ada sejumlah langkah yang dilakukan dalam penanganan tersebut.

"KNKT telah menerima crash survivable memory unit atau CSMU, yaitu bagian dari black box yang tahan banting sampai tahan benturan sampai dengan 250 g dan tahan suhu sampai 1000 derajat selama 1 jam," tutur Nurcahyo di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Proses Pengeringan Selama 8 Jam

Nurcahyo menyebut, proses diawali dengan mengeluarkan memori unit untuk dibersihkan dari kotoran, khususnya garam. Sebab unit tersebut pernah terendam di laut, maka dibersihkan menggunakan air suling dan dilanjutkan dengan alkohol.

"Setelah dibersihkan kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan yaitu menggunakan oven khusus selama 8 jam," jelas dia.

Setelah kering, pengunduhan data di kotak hitam Sriwijaya Air dilakukan dengan saling menghubungkan FDR yang masih bagus.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya