PDIP Buktikan Banyak Orang NU Betah di Partainya

PDI Perjuangan (PDIP) hari ini merayakan Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-95 yang dilaksanakan DPP PDIP, Minggu (31/1/2021).

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 31 Jan 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2021, 20:15 WIB
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin Saat Merayakan Harlah NU bersama PDIP. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta PDI Perjuangan (PDIP) hari ini merayakan Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-95 yang dilaksanakan DPP PDIP, Minggu (31/1/2021). Dalam kesempatan itu, banyak aktivis atau orang NU bertahan di partainya.

Cendikiawan NU Zuhairi Misrawi atau yang akrab disapa Gus Mis memilih PDIP karena mengidolakan sosok Bung Karno. Ia mengaku sudah 16 tahun di PDIP, lebih lama dari kuliahnya di Al-Azhar Mesir yang hanya 4-5 tahun.

"Jadi, karena itu kemudian klop kalau saya mondok di PDIP itu kayak balik kampung. Maka kenapa Gus Mis kok betah, karena seperti rumah," kata Gus Mis.

Di PDIP dia melihat bagaimana perjuangannya memperjuangkan nilai Islam. Salah satunya memperjuangkan lahirnya hari Santri.

"Ketika dicetuskan hari santri banyak orang tidak tahu yang memperjuangkan hari santri itu adalah PDI Perjuangan, terutama santri-santri yang ada di PDI Perjuangan," ungkap Gus Mis.

Lalu ada Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Gus Ipin. Gus Ipin adalah satu dari 109 Kepala daerah PDIP yang merupakan kader NU.

Gus Ipin bercerita, sedari awal ingin masuk ke politik ia izin terlebih dahulu ke ayahnya yang merupakan kader salah satu partai politik, ayahnya pun mengizinkan.

Lalu, ia meminta pertimbangan dengan para alim ulama di Trenggalek yang mendukungnya, lalu ada satu pesan yang dititipkan.

"Saya bertanya ke kiai yang mendukung saya waktu itu, katanya saya harus melihat sejarah, kalau anak muda ini jas merah jangan sesekali meninggalkan sejarah kalau kata kiai Jas hijau jangan sesekali meninggalkan jasa ulama," kata Gus Ipin.

Dengan pesan itu ia menimang, bahwa fakta sejarah sudah jelas, NU dan Partai Nasional Indonesia (PNI), tak bisa dilepaskan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Lebih lanjut, Dia menegaskan, kalau anak muda ingin membangun masa depan Indonesia, harus melihat sejarah lahirnya aspirasi politik sejak dulu.

"Kalau kita anak muda mau membangun masa depan Indonesia aspirasi politik asli bangsa Indonesia antara merah dan hijau ini ya harus dipertemukan. Jadi saya berkhidmah di NU, pengurus wilayah di Anshor terus kemudian aspirasi politiknya lewat PDI Perjuangan," tegas Gus Ipin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Memberikan Ruang

Ada juga yang hadir Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Menurut dia, PDIP memberikan ruang bagi mereka yang mempunyai potensi.

"PDIP memberikan ruang yang luar biasa kepada anak-anak muda. PDIP memberikan ruang kepada siapapun yang bergabung dan apalagi dianggap punya potensi," ungkap Azwar.

Dia mengungkapkan, tak banyak yang dituntut di PDIP. Selain berpihak kepada wong cilik.

"Jadi kita diminta berpihak kepada wong cilik," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya