Liputan6.com, Jakarta - Alat bernama GeNose C19 disebut dapat mendeteksi virus Corona Covid-19 dengan cara mudah dan biaya yang murah.
GeNose C19 sendiri merupakan singkatan dari Gadjah Mada Electronic Nose. Alat yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mampu mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas.
GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama embusan napas ke dalam kantong khusus.
Advertisement
Peneliti GeNose Dr. Dian K Nurputra mengatakan, GeNose sudah melalui serangkaian uji tes, sehingga alat ini dinilai efektif untuk mengetahui secara dini seseorang terkena Covid-19 atau tidak.
"Ini berbeda dengan alat kesehatan lainnya kita basisnya Artificial Intelligence (AI), kita menggunakan data base untuk melatih agar lebih pintar dalam membaca data," kata Dr. Dian dalam LIVE Instagram @kemenhub151, Senin, 1 Februari 2021.
Penggunaan GeNose C19 ini pun dipilih PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI untuk screening Covid-19 kepada para pelanggan KA Jarak Jauh.
Lantas, seperti apakah alat GeNose C19 buatan anak bangsa UGM yang mampu mendeteksi Covid-19 dengan mudah dan murah dihimpun Liputan6.com:
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Deteksi Lewat Embusan Napas
Nama GeNose C19 mungkin masih asing di telinga. Namun alat canggih ini menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk bisa melakukan tes Covid-19 dengan biaya yang murah.
GeNose C19 sendiri merupakan singkatan dari Gadjah Mada Electronic Nose. Alat yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mampu mendeteksi Covid-19 melalui hembusan napas.
GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas melalui embusan nafas ke dalam kantong khusus.
Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).
Â
Advertisement
Tingkat Akurasi Tinggi
Soal tingkat akurasi, boleh diacungi jempol. GeNose diklaim memiliki akurasi mendeteksi Covid-19 hingga di atas 90 persen.
GeNose C19 telah menjalani uji profiling di RS Bhayangkara Polda DIY dan Rumah Sakit Lapangan Khusus covid-19 Bambanglipuro, Bantul untuk mengetahui tingkat akurasinya.
Selain itu, untuk kecepatan hasil tes dari GeNose juga tak kalah dengan alat tes Covid-19 lain. Menurut Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19, Eko Fajar Prasetyo, sistem GeNose dapat mendeteksi virus dalam waktu singkat yaitu 50 detik.
Â
Harga Murah dan Dipakai PT KAI
Sementara dari sisi harga, GeNose C19 juga bisa diadu dengan alat pendeteksi Covid-19 lain. Tarif yang dipatok untuk sekali tes dengan GeNose hanya Rp 20 ribu saja. Alatnya sendiri dibanderol dengan harga mencapai Rp 62 juta.
Harga tes dengan GeNose ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan metode tes Covid-19 yang sudah digunakan di Indonesia sejauh ini.
Sebagai gambaran saja, untuk tes Covid-19 dengan rapid test antigen yang ditawarkan oleh KAI dikenakan biaya Rp 105 ribu.
Sedangkan untuk swab test polymerase chain reaction (PCR), harga termurah berada dikisaran Rp 900 ribu.
Sebagai bentuk dukungan terhadap inovasi anak bangsa dan menekan biaya penumpang transportasi, Kementerian Perhubungan (Kemnhub) pun mewajibkan moda kereta api memasang GeNose mulai 5 Februari 2021.
Sebanyak 200 unit GeNose sudah dipesan untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera.
Dengan penggunaan GeNose ini diharapkan bisa menekan penyebaran Covid-19 sekaligus kampanye Bangga Buatan Indonesia yang sedang digalakkan pemerintah pada masa pandemi.
Â
Advertisement
Waktu Deteksi Cepat
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan satu unit GeNose C19 mampu melakukan 100 ribu kali tes untuk skrining Covid-19.
Menurut Menristek, alat yang memanfaatkan kecerdasan artifisial tersebut dinilai mampu mendeteksi seseorang yang baru dua hari terpapar virus Corona penyebab Covid-19. Sementara, tes PCR atau rapid antigen belum mampu mendeteksi pada periode yang sama.
"Membutuhkan waktu kurang dari 3 menit untuk mengetahui hasilnya (skrining Covid-19 menggunakan GeNose). Dan yang tidak kalah penting adalah harga pengetesan. Harga total dari mesinnya itu sekitar Rp 60 juta, tetapi bisa dipakai untuk 100.000 kali tes. Itu artinya sangat memudahkan penumpang untuk bergerak tanpa diberatkan oleh uang yang harus dikeluarkan," kata Menristek dalam kunjungannya ke Stasiun Pasar Senen yang ditayangkan secara virtual, Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021.
Kunjungan tersebut dalam rangka pemberlakuan layanan GeNose C19, "hidung elektronik" atau alat pengendus yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Menristek juga didampingi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
"Saya mengapresiasi Pak Menhub yang sudah memberikan dukungan dan melakukan pertama kali di kereta api di Stasiun Pasar Senen ini dengan harapan nantinya bisa dipergunakan lebih luas. Dan saya mengapresiasi bahwa pemakaiannya ini bertahap sambil kita menyempurnakan sistem dan prosedurnya," tutur Bambang seperti dilansir Antara.
Penerapan tes menggunakan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Yogyakarta, rencananya diberlakukan mulai 5 Februari 2021. Setelah itu akan diimplementasikan di bandara.
GeNose merupakan salah satu produk inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN.
Hasil tes dari GeNose tergolong cepat, yakni kurang dari tiga menit dan digunakan sebanyak lebih dari 100 ribu kali.
Alat ini juga mampu mendeteksi volatile organic compound (VOC) yang terkandung dalam embusan napas seseorang.
Â
Sudah Berizin Kemenkes
GeNose sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah diuji validitasnya terhadap tes berbasis PCR pada hampir 2.000 sampel.
Ada pun tingkat akurasi yang dimiliki GeNose, 93-95 persen, sensitivitas 89-92 persen, dan spesifitas 95-96 persen.
"Karena GeNose ini menggunakan pendekatan yang namanya kecerdasan artifisial, maka mesin ini akan selalu memperbaiki akurasi dari pemeriksaan. Jadi semakin banyak dipakai semakin akurat dan selalu di-update oleh tim dari UGM yang merupakan penemu dari mesin GeNose ini," tegas Menristek.
Advertisement