Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KKP) Edhy Prabowo mengungkap alasannya menjadikan Andreau Misanta Pribadi sebagai salah satu staf khususnya. Edhy mengaku, dirinya tertarik menjadikan Andreau sebagai pembantunya karena Andreua merupakan tim sukses Joko Widodo dalam Pilpres.
Hal tersebut diungkap Edhy saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan perkara suap izin ekspor benih lobster atau benur di KKP. Edhy dan Andreau diketahui merupakan tersangka dalam kasus ini. Sementara duduk sebagai terdakwa adalah pemilik PT Dua Putra Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito.
Baca Juga
Awalnya, tim jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami soal para pembantu Edhy saat masih menjabat sebagai Menteri KKP. Edhy Prabowo mengaku memiliki tiga orang staf ahli dan lima staf khusus.
Advertisement
"Sementara saudara Andreau Misanta Pribadi, saya kenal beliau dari tim sukses pada saat itu. Seperti kita ketahui bersama sebagai tim sukses Pilpres, saudara Andreau ada di tim sukses pasangan Pak Jokowi," ujar Edhy di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (17/3/2021).
Selain itu, Edhy mengaku mengangkat Andreau sebagai bawahannya untuk memperlihatkan bahwa KKP tak hanya akan diisi oleh orang-orang dari Partai Gerindra. Edhy merupakan mantan kader Gerindra.
Selain karena Andreau merupakan tim sukses Jokowi, menurut Edhy, Andreau memiliki pengalaman yang bagus dalam hal bekerja. Latar belakang Andreau dinilai Edhy Prabowo mampu membantunya bekerja di KKP.
"Supaya jangan sampai saya jadi menteri kebetulan dari pasangan nomor 2 (Prabowo Subianto- Sandiaga Uno), jangan seolah-olah mengambil kursi, seolah-olah kita semua yang menguasai. Makanya saya mengusulkan Andreau," kata Edhy.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Didakwa Menyuap
Diberitakan sebelumnya, Pemilik PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito didakwa menyuap Edhy Prabowo. Jaksa penuntut umum pada KPK mengatakan Suharjito menyuap Edhy sebesar USD 103 ribu dan Rp 706 juta.
Suharjito menyuap Edhy Prabowo melalui Safri dan Andreau Pribadi Misanta selaku staf khusus Menteri KKP, Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Ainul Faqih selaku staf pribadi Iis Rosita Dewi sebagai anggota DPR sekaligus istri Edhy Prabowo, dan Siswandi Pranoto Loe selaku Komisaris PT. Perishable Logistics Indonesia (PT. PLI) sekaligus Pendiri PT. Aero Citra Kargo (PT. ACK).
Jaksa menyebut, pemberian suap yang diberikan Suharjito kepada Edhy melalui lima orang itu dengan tujuan agar Edhy Prabowo mempercepat persetujuan perizinan ekspor benih lobster atau benur di KKP tahun anggaran 2020. Menurut Jaksa, uang tersebut diperuntukkan untuk kepentingan Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosita Dewi.
Advertisement