Kemendikbud Dorong Usmar Ismail Jadi Pahlawan Nasional

Saat ini semua dokumen pengajuan sudah lengkap untuk penetapan Usmar Ismail sebagai pahlawan nasional.

oleh Yopi Makdori diperbarui 23 Mar 2021, 18:19 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 18:19 WIB
[Bintang] Usmar Ismail
Usmar Ismail memiliki pengaruh besar terhadap industri film Indonesia. (Sumber Foto: Cinema Poetica)

 

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung pemberian gelar terhadap tokoh perfilman Tanah Air, Usmar Ismail. Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbud, Ahmad Mahendra mengatakan, hal itu merupakan semangat yang terus didukung oleh pihaknya dari masa ke masa.

“Kita akan teruskan dari masa sebelumnya, kita sudah siap untuk mendukung terhadap usulan tokoh film Indonesia, Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Mahendra dalam keterangan tulis, Selasa (23/3/2021).

Salah satu pelopor pengajuan Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional, Ketua Sinematek, Akhlis Suryapati mengatakan bahwa saat ini semua dokumen pengajuan sudah lengkap untuk ditetapkan. “Saya mohon doanya, dokumen semua sudah sampai di Pak Presiden, tinggal menggugah hati Pak Presiden menandatangani, menetapkan dan menyatakan bahwa Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Akhlis.

Salah satu anak Usmar Ismail, Heidy Ismail memandang sosok ayahnya adalah seorang yang sangat hangat, penuh kasih sayang, dan penuh perhatian di tengah-tengah kesibukannya sebagai tokoh film.

“Tentunya kami bangga dan bersyukur, semoga apa yang sudah dilakukan oleh ayah kami, kepeloporan, ketokohan dari almarhum bisa menjadi contoh yang baik bagi generasi penerusnya,” ucap Heidy.

Heidy berharap pengusulan Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional yang telah diajukan sejak tahun 2017 dapat segera ditetapkan. “Kami mohon dukungan dari semua insan perfilman, semua yang menyayangi Usmar Ismail, dan semua sudah menyatakan betapa Pak Usmar Ismail itu adalah pelopor perfilman Indonesia sehingga pantaslah beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional,” kata Heidy.

Sementara itu, adik Usmar Ismail, Nuredin Ismail mengapresiasi Kemendikbud yang telah melakukan digitalisasi terhadap karya-karya Usmar Ismail. “Saya sangat bergembira di masa yang akan datang, perfilman Usmar Ismail didigitalisasi untuk ditonton oleh masyarakat yang lebih luas sehingga masyarakat bisa mengenal Usmar Ismail lebih luas lagi,” ujar Nuredin.

 

Sosok Usmar Ismail

 Usmar Ismail merupakan tokoh film Tanah Air yang dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Tak hanya itu ia juga disebut sebagai pionir dalam dunia drama modern di Nusantara.

Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat pada 20 Maret 1921 itu banyak menorehkan karya, seperti Harta Karun (1949), Tjitra (1949), Darah dan Doa (1950), Enam Djam di Djogja (1951), Dosa Tak Berampun (1951), Terimalah, Laguku (1952), Kafedo (1953), Krisis (1953) dan Lewat Djam Malam (1954).

Usmar Ismail mendapatkan penghargaan berupa Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno pada 1962. Pada tahun 1969 ia juga menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI.

Ia meninggal di Jakarta, 2 Januari 1971 pada umur 49 tahun. Setelah meninggal dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Di samping itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan opera, musik, dan teater, yang dinamai sesuai namanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya