TNI AL Ungkap 3 Skenario Evakuasi Kapal Selam Nanggala 402

Asrena KSAL Laksamana Muda Muhammad Ali menyebutkan setidaknya beragam macam skenario tengah disiapkan untuk mengangkat KRI Nanggala 402.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 13:43 WIB
Wujud Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak
Foto yang dirilis 21 April 2021 kapal selam KRI Nanggala 402 berlabuh di pangkalan angkatan laut di Surabaya. Kapal selam KRI Nanggala-402 dari jajaran Armada II Surabaya hilang kontak saat melaksanakan latihan penembakan Torpedo SUT di perairan selat Bali. (Handout/Indonesia Military/AFP)

Liputan6.com, Jakarta TNI AL saat ini tengah mempersiapkan beragam skenario untuk melakukan proses pengangkatan terhadap kapal selam KRI Nanggala-402 yang karam di kedalaman 838 meter perairan utara Bali dengan ikut gugur bersamanya 53 awak pada Rabu (23/4) lalu.

Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAL Laksamana Muda Muhammad Ali menyebutkan setidaknya beragam macam skenario tengah disiapkan untuk mengangkat KRI Nanggala-402. Karena dalamnya kapal yang tenggelam sampai 838 meter cukup tinggi kesulitanny.

"Metode pengajaran ini bermacam-macam bergantung dari kedalaman posisi kapal itu berada di kedalaman posisi kapal itu di posisi berapa. Ini juga mempengaruhi faktor tingkat kesulitan pengangkatan kapal tersebut," kata Ali saat konferensi pers, Selasa (27/4).

Ali menerangkan, upaya pengangkatan kapal selam bukanlah hal yang mudah, seperti kejadian tenggelamnya kapal selam Rusia Kursk pada 12 Agustus 2020. Kapal ini pun baru berhasil diangkat ke Laut Barents setahun kemudian, setelah selama tiga bulan dilakukan persiapan evakuasi kapal selam.

"Kesulitan Rusia mengangkat Kursk bagaimana dia mengangkat itu juga meminta bantuan dari luar, selain asetnya sendiri juga meminta bantuan dari luar," terangnya.

Atas hal itu, Ali mengatakan bila ada beberapa metode yang nanti akan digunakan untuk mengevakuasi KRI Nanggala 402. Salah satunya dengan menusuk lalu mengangkat atau menggunakan balon udara.

“Mengangkatnya ada yang mengangkat menusuk kemudian mengait sehingga mengangkat secara perlahan. Ada yang menggunakan balon udara," ujarnya.

"Ada yang menggunakan selang yang kemudian dihubungkan tangki pemberat pokok (TPP) yang kemudian diembuskan ke dalamnya. Sehingga air itu terbuang dan itu semua tergantung kondisi kapal di bawah laut, kalau sudah hancur sedikit sulit mungkin ngangkatnya dengan cara memakai selang," tambahnya.

 


Skenario Terakhir

Atau bahkan, Ali menilai bahwa skenario pengangkatan bisa juga dilakukan seperti kapal selam Kursk milik Rusia, dengan di potong menjadi bagian lebih kecil yang kemudian diangkat secara satu per satu dengan alat pengait.

"Mungkin ngangkatnya seperti Kursk, dia dirusak sekalian tapi sebagian besar bisa terangkat," sebutnya.

"Nah semua rencana ini kita masih diskusikan bagaimana cara mengangkat, karena kedalamnya tidak dangkal. Lebih dalam dari kejadian kapal Selam Argentina ARA San Juan (yang tenggelam 800 meter), ini (KRI Nanggala) 838 meter itu evakuasinya," tambahnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kapal Selam KRI Nanggala-402 saat ini pun telah ditemukan dan untuk 53 personelnya telah dinyatakan gugur. Hal itu setelah insiden hilang kontak yang terjadi pada Rabu (21/4) lalu.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com


Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya