Perut Keroncongan Saat Lapar? Ini Penjelasannya

Perut bunyi saat lapar karena aktivitas peristaltik, sinyal otak, hormon kelaparan, dan gas dalam usus; proses alami tubuh yang mempersiapkan pencernaan.

oleh Tim Regional Diperbarui 15 Mar 2025, 23:57 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2025, 23:51 WIB
Penyebab Perut Terasa Penuh atau Kembung
Ilustrasi Penyebab Perut Kembung Credit: pexels.com/Gerald... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda merasa perut Anda berbunyi keroncongan saat lapar? Fenomena ini ternyata bukan sekadar gangguan, melainkan proses alami tubuh yang menunjukkan sistem pencernaan sedang bersiap bekerja.

Bunyi tersebut dihasilkan dari berbagai faktor, termasuk sinyal dari otak, aktivitas peristaltik, produksi hormon kelaparan, dan bahkan gas di dalam usus. Mari kita telusuri lebih dalam mengapa perut kita berbunyi saat lapar.

Ketika Anda merasa lapar, otak mengirimkan sinyal ke sistem pencernaan. Sinyal ini memicu aktivitas peristaltik, yaitu gerakan otot-otot di saluran pencernaan yang mendorong makanan. Meskipun tidak ada makanan yang masuk, otot-otot ini tetap berkontraksi, menghasilkan bunyi 'keroncongan' yang kita dengar.

Proses ini juga dipengaruhi oleh produksi hormon kelaparan saat perut kosong, yang memperkuat sinyal ke otak dan meningkatkan aktivitas peristaltik.

Selain itu, gas di dalam usus juga berkontribusi pada bunyi perut. Gas ini dihasilkan oleh bakteri usus selama proses pencernaan, dan makanan tertentu seperti kacang-kacangan atau minuman bersoda dapat meningkatkan produksi gas ini.

Gerakan makanan, cairan, dan udara di dalam usus juga dapat menyebabkan bunyi perut, bahkan beberapa jam setelah makan atau saat hendak tidur. Jadi, bunyi keroncongan itu sebenarnya adalah orkestrasi dari berbagai proses fisiologis yang terjadi di dalam tubuh kita.

Promosi 1

Mengenal Peristaltik dan Refleks Gastrokolik

Peristaltik adalah kunci dari misteri bunyi perut saat lapar. Gerakan ini merupakan kontraksi dan relaksasi otot-otot di dinding saluran pencernaan yang mendorong makanan ke bawah. Saat lapar, meskipun tidak ada makanan untuk didorong, otot-otot ini tetap aktif, menghasilkan bunyi khas. Proses ini disebut refleks gastrokolik, sebuah mekanisme alami tubuh untuk mempersiapkan pencernaan.

Refleks gastrokolik ini merupakan respons otomatis tubuh terhadap rasa lapar. Otak mengirimkan sinyal, otot-otot berkontraksi, dan bunyi perut pun muncul. Ini adalah bukti bahwa tubuh kita memiliki sistem yang efisien untuk memberi tahu kita kapan saatnya untuk makan. Proses ini sepenuhnya alami dan umumnya tidak berbahaya.

Meskipun bunyi perut sering dikaitkan dengan lapar, perlu diingat bahwa bunyi tersebut juga bisa terjadi karena faktor lain, seperti gas berlebih atau gerakan usus. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi tubuh secara keseluruhan.

Hormon Kelaparan dan Peran Gas Usus

Selain sinyal dari otak dan aktivitas peristaltik, hormon kelaparan juga berperan dalam menghasilkan bunyi perut saat lapar. Ketika perut kosong dalam beberapa jam, hormon-hormon ini diproduksi dan mengirimkan sinyal tambahan ke otak, yang selanjutnya memicu aktivitas peristaltik yang lebih intens.

Gas di dalam saluran pencernaan juga berkontribusi pada bunyi yang kita dengar. Gas ini dihasilkan oleh bakteri usus selama proses pencernaan. Konsumsi makanan tertentu, seperti kacang-kacangan, kubis, dan minuman berkarbonasi, dapat meningkatkan produksi gas dan membuat bunyi perut lebih terdengar.

Oleh karena itu, bunyi perut saat lapar adalah kombinasi dari aktivitas otot, sinyal hormon, dan keberadaan gas di dalam sistem pencernaan. Ketiga faktor ini bekerja sama untuk menghasilkan bunyi yang kita kenal sebagai 'keroncongan' perut.

 

Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi AI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya