14 Bus Sekolah DKI Bakal Angkut Pendatang Tanpa SIKM dan yang Terindikasi Covid-19

Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyediakan 14 bus sekolah untuk alat transportasi warga yang tidak memiliki SIKM saat masuk ke Jakarta di masa pandemi Covid-19.

oleh Ika Defianti diperbarui 16 Mei 2021, 10:29 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2021, 10:29 WIB
Bus Sekolah Pengangkut Pasien Covid-19
Petugas disemprot disinfektan sebelum menjemput pasien Covid-19 menggunakan bus sekolah di Puskesmas Jatinegara, Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bus sekolah Pemprov DKI kini dialihfungsikan menjadi kendaraan untuk mengantar pasien Covid-19 berstatus OTG menuju Wisma Atlet. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyediakan 14 bus sekolah untuk alat transportasi warga yang tidak memiliki Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) saat masuk ke Jakarta di masa pandemi Covid-19.

Selain itu, bus sekolah tersebut digunakan untuk mobilisasi masyarakat yang terindikasi terpapar Covid-19 saat melakukan tes swab antigen.

Hal tersebut berdasarkan unggahan Dishub DKI Jakarta pada akun Instagram @dishubdkijakarta.

"14 unit yang dikerahkan dalam membantu Pemprov DKI Jakarta dalam mobilisasi transportasi bagi pelanggar SIKM dan yang terindikasi terpapar Covid untuk dibawa ke rumah sakit rujukan," ucap Kepala UP Angkutan Sekolah, Ali Murthadho, Minggu (16/5/2021).

Menurut dia, bus sekolah tersebut rencananya di tempatkan di sejumlah titik. Yakni di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, sebanyak 2 unit, di rest area KM 34 Tol Cikampek arah Jakarta.

Lalu di terminal, stasiun, atau bandara yang ada di Jakarta.

"Armada-armada tersebut siaga di sejumlah penyekatan, termasuk ruas jalan tol Jakarta-Cikampek dan terminal terminal bus antar kota bagi warga yang terbukti tidak memiliki SIKM dan atau terkonfirmasi reaktif Covid-19," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jumlah Pemudik Turun Drastis

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Istiono mengklaim jumlah pemudik Lebaran 2021 menurun drastis. Menurut dia, penurunan angka tersebut dipicu penyekatan Operasi Ketupat 2021 yang berjalan efektif.

"Analisis dan evaluasi selama 8 hari Operasi Ketupat 2021, volume arus mudik kemarin turun yang menuju Jawa lebih kurang 74 persen, yang menuju Jawa Barat turun 100 persen, menuju Merak turun 45 persen," kata Istiono, Jumat (14/5/2021).

Dia mengatakan bahwa data analisis dari Kementerian Perhubungan sempat memperkirakan 23 juta orang akan mudik. Namun, dari data terakhir yang diterimanya dari Kementerian Perhubungan, tercatat 1,5 juta orang yang keluar wilayah Jabodetabek.

Istiono mengungkap efektivitas sosialisasi peniadaan mudik pada saat operasi keselamatan, 24 April sampai 5 Mei 2021. Selain itu, penyekatan di 381 titik dinilai sebagai upaya pencegahan yang berjalan maksimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya