Liputan6.com, Jakarta - Akun Telegram milik Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sujanarko yang sempat diretas kini sudah kembali pulih. Adapun Sujanarko awalnya tidak memiliki akun Telegram.
"Sudah beres, normal lagi," kata Sujanarko saat dikonfirmasi Liputan6.com, Minggu (23/5/2021).
Dia mengaku mempertimbangkan kasus peretasan tersebut kepada pihak kepolisian. Saat ini, Sujanarko sedang berkoordinasi dengan aktivis antikorupsi lainnya yang juga menjadi korban peretasan.
Advertisement
"Ini sedang koordinasi dengan teman-teman korban retas, termasuk teman NGO. Belum tahu seperti apa strateginya," jelas dia.
"Sedang kita pertimbangkan ya (lapor ke polisi)," sambung Sujanarko.
Sebelumnya, Sujanarko menyebut password dalam akun Telegram yang menggunakan namanya dikuasai peretas. Dia menceritakan pada Kamis 20 Mei 2021 kemarin, sekitar pukul 20.30 WIB, nomor kontaknya tiba-tiba terdaftar dalam Telegram. Akun tersebut dikuasai peretas dengan nama Pak Sujanarko.
Sujanarko merupakan satu dari 75 pegawai KPK yang dibebastugaskan Firli Bahuri cs melalui Surat Keputusan (SK) Pimpinan KPK Nomor 652 Tahun 2021. Dia salah satu pegawai yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Bersama penyidik senior KPK Novel Baswedan, dia menjadi pegawai yang kerap tampil di hadapan publik menentang pembebastugasan 75 pegawai KPK.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Akun WA Juga Diretas
Menurut Sujanarko, selain nomor kontaknya digunakan peretas untuk mengaktifkan akun Telegram, akun WhatsApp-nya juga sempat diretas. Namun tidak butuh waktu lama, akun WhatsApp Sujanarko berhasil diambil alih kembali.
Menurut dia, sejauh ini tidak ada hal aneh yang dilakukan oleh peretas dengan akun WhatsApp dan Telegramnya.
Sujanarko mengaku tidak tahu siapa yang meretas akun medsos miliknya. Tetapi dia menduga, ada pola yang sama bahwa peretasan menyasar pihak-pihak yang tengah memperjuangkan haknya dalam polemik TWK KPK.
"Kalau lihat pattern-nya yang diretas para pegiat advokasi TWK, sangat menarik. Saya yakin bukan pihak internal KPK yang melakukan, tetapi pihak luar KPK yang berkepentingan terkait TWK ini," ujar Sujanarko, Sabtu 22 Mei 2021.
Advertisement