Liputan6.com, Jakarta - Tradisi Mepandes, Mepanggih, Metatah, atau potong gigi merupakan salah satu kegiatan upacara keagamaan masyarakat Bali yang mayoritasnya memeluk agama Hindu.
Tradisi Metatah ini dilakukan sebagai penanda bagi umat Hindu yang telah memasuki usia dewasa dengan cara memotong gigi.
Namun, meski disebut dengan potong gigi, bukan berarti gigi tersebut dipotong hingga habis. Gigi akan dikikir kurang dari 2 milimeter agar terlihat lebih rapi.
Advertisement
Setelah itu, gigi yang telah dipotong diletakkan pada sebuah kain berwarna cokelat kekuningan yang telah didoakan bersama dengan sepiring sesaji.
Setiap orang yang mengikuti Tradisi Metatah akan berada pada masa cuntaka yang berarti tak suci. Oleh karena itu, mereka akan disucikan dalam tradisi potong gigi tersebut.
Saat gigi dikikir, orang dewasa yang mengikuti ritual ini diminta untuk mencicipi enam rasa, mulai dari rasa pahit dan manis, asam, pedas, sepat, hingga manis. Setiap rasa yang dicicipi tersebut memiliki makna yang tersirat.
Rasa pahit dan asam sebagai simbol agar tabah menghadapi kehidupan yang keras. Lalu, rasa pedas sebagai simbol kemarahan agar setelah melakukan Metatah akan senantiasa sabar.
Rasa sepat dimaknai sebagai simbol agar taat pada peraturan yang ada. Serta rasa asin yang menandakan kebijaksanaan, sedangkan rasa manis sebagai penanda kehidupan yang bahagia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tujuan dan Arti Tradisi Potong Gigi
Tradisi potong gigi di Bali ini bertujuan untuk menghilangkan keburukan dalam diri dengan wujud bhuta, kala, pisaca, raksasa.
Wujud tersebut berarti jiwa dan raga yang diliputi oleh watak Sad Ripu agar dapat menemukan hakikat manusia yang sejati setelahnya.
Sad Ripu merupakan enam jenis musuh yang datang dari perbuatan yang tidak baik dalam diri manusia. Enam musuh tersebut, yakni kama, loba, krodha, mada, moha, dan matsarya.
Kama memiliki arti hawa nafsu tak terkendalikan. Lalu loba berarti sifat ketamakan. Krodha, marah yang melampaui batas, dan mada berarti mabuk.
Sad Ripu yang selanjutnya yaitu moha yang berarti kebingungan dan kurang konsentrasi sehingga tak dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Terakhir yakni matsarya atau sifat iri hati.
Tak hanya itu, tradisi ini diartikan juga sebagai pembayaran hutang orangtua kepada anaknya karena telah dapat menghilangkan enam sifat buruk manusia.
Saat tradisi dilakukan, orangtua akan memberikan sebuah nasihat yang menuntun anaknya agar dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Setiap peserta yang akan mengikuti Tradisi Metatah diwajibkan menggunakan pakaian adat Bali, Payang Agung.
Pakaian ini memiliki corak Pulau Dewata yang khas, mewah, serta berkelas. Mereka akan tampil dengan bagian rambut yang disanggul dan dihiasi dengan mahkota berbahan emas nan mewah.
Menariknya, bagi wanita hamil tidak diizinkan untuk mengikuti tradisi ini. Menurut kepercayaan yang ada, wanita hamil sedang membawa janin suci. Sedangkan orang-orang yang tengah mengikuti Tradisi Metatah sedang tidak suci.
Â
Advertisement
Artis Nora Alexandra Pernah Lakukan Tradisi Potong Gigi
Nora Alexandra menjadi menarik perhatian publik usai beredarnya kabar ia menikah dengan Jerinx SID.
erempuan blasteran Swiss-Indonesia ini pun telah menjalani upacara potong gigi.
"Potong gigi adalah upacara keagamaan Hindu-Bali bila seorang Anak sudah beranjak dewasa, diartikan juga pembayaran hutang oleh Orang Tua ke Anaknya karena sudah menghilangkan keenam sifat buruk dari diri manusia," jelas Nora dalam unggahannya, Selasa, 6 Agustus 2019 silam.
"Upacara ini termasuk apa yang disebut dengan istilah upacara manusia yadnya," lanjut Nora.
Â
(Cinta Islamiwati)