Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan komitmennya untuk meneruskan semangat dan perjuangan Paus Fransiskus dalam merawat nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya menyebut bahwa kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar, bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh umat manusia.
Advertisement
Baca Juga
“Nahdlatul Ulama akan menyertai Gereja Katolik dan segenap umat manusia untuk melanjutkan semangat dan perjuangan yang telah diwariskan oleh Paus Fransiskus dalam mengasuh dan membela kemanusiaan,” ujar Gus Yahya seperti dikutip dari Antara, Selasa, (22/4/2025).
Advertisement
Gus Yahya mengenang Paus Fransiskus sebagai pribadi yang menyebarkan kasih sayang tanpa memandang latar belakang suku, agama, ataupun golongan. Ia menilai, nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan oleh Paus Fransiskus menjadi teladan paripurna dalam dunia yang tengah dilanda krisis dan konflik.
“Uluran kasih sayang beliau kepada umat manusia tanpa membedakan latar belakang adalah teladan paripurna yang patut diteladani,” lanjutnya.
Salah satu warisan penting Paus Fransiskus yang disorot PBNU adalah perannya dalam membangun persaudaraan lintas iman. Penandatanganan Piagam Persaudaraan Kemanusiaan bersama Grand Syaikh Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyeb, menjadi simbol kuat dari komitmen tersebut.
“Inisiatif beliau bersama Grand Syaikh Al-Azhar menjadi ikon perjuangan kemanusiaan di tengah gejolak dunia yang sangat tidak mudah,” tutur Gus Yahya.
Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU akan terus membangun sinergi dengan Gereja Katolik serta tokoh-tokoh agama lainnya demi terciptanya perdamaian global yang inklusif dan berkeadilan.
Komitmen ini sejalan dengan visi besar NU untuk membangun peradaban yang lebih manusiawi dan penuh rahmat bagi seluruh alam.
Diketahui, Paus Fransiskus berpulang ke Rumah Bapa di Surga pada hari Senin, 21 April 2025, pukul 07.35 pagi waktu Roma.
Sebagai informasi, Paus Fransiskus meninggal pada usia 88 tahun. Dia adalah seorang Yesuit Argentina yang menjadi Paus Katolik Roma pertama dari Benua Amerika.
Paus Fransiskus, terpilih sebagai paus ke-266 setelah Benediktus XVI pensiun pada tahun 2013. Ia lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di lingkungan kelas menengah Flores di Buenos Aires pada tanggal 17 Desember 1936.
Vatikan Ungkap Penyebab Paus Fransiskus Meninggal: Stroke, Koma, dan Gagal Jantung
Penyebab kematian Paus Fransiskus diumumkan karena stroke, yang kemudian diikuti oleh koma dan gagal jantung.
Laporan resmi ini dikeluarkan oleh Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Negara Kota Vatikan Dr. Andrea Arcangeli dan dipublikasikan oleh Kantor Pers Takhta Suci pada Senin (21/4/2025) malam.
Berdasarkan laporan medis, Paus Fransiskus memiliki riwayat gagal napas akut akibat pneumonia ganda yang disebabkan oleh berbagai mikroba, bronkiektasis multipel, hipertensi, dan diabetes tipe II. Demikian seperti dilansir kantor berita Vatican News.
Kematian Paus Fransiskus dipastikan melalui pemeriksaan thanatografi elektrokardiografik.
"Dengan ini saya menyatakan," tulis Dr. Arcangeli, "bahwa penyebab kematian, berdasarkan pengetahuan dan penilaian medis saya, adalah sebagaimana disebutkan di atas."
Advertisement
Pengumuman Paus Meninggal
Camerlengo Gereja Katolik Roma Kardinal Kevin Farrell mengumumkan kematian Paus Fransiskus dari Domus Sanctae Marthae atau Casa Santa Marta pada Senin Pada pukul 09.45 waktu setempat dengan kata-kata berikut:
"Saudara-saudari terkasih, dengan duka yang mendalam, saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 07.35, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke Rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Beliau mengajarkan kita untuk hidup setia dalam nilai-nilai Injil, penuh keberanian dan cinta kasih yang menyeluruh, khususnya kepada mereka yang paling miskin dan tersisih. Dengan hati yang penuh syukur atas teladannya sebagai murid sejati Kristus, kami percayakan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih Allah yang Maha Pengasih, Bapa, Putra, dan Roh Kudus," Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni, menyatakan kepada wartawan bahwa jenazah Paus Fransiskus kemungkinan akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pagi (23/4/2025) agar umat dapat berdoa di hadapan jasadnya.
"Pemindahan jenazah Bapa Suci ke Basilika Vatikan untuk penghormatan umat dapat dilaksanakan pada Rabu pagi, 23 April 2025, sesuai dengan tata cara yang akan ditetapkan dan diumumkan besok, setelah kongregasi pertama para kardinal," kata Bruni seperti dikutip dari Vatican News.
Segel telah ditempelkan di apartemen di lantai dua Casa Santa Marta, di mana Paus Fransiskus tinggal.
