Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan tidak ada tiga periode jabatan Presiden Republik Indonesia. Jokowi menolak analisa-analisa bahwa dirinya akan maju 3 periode .
“Mau berapa kali saya bilang, saya pernah ngomong apa? (Tidak sesuai UU). Apa lagi? (menampar muka sendiri), yang muda-muda dan pintar-pintar kan banyak. Saya ini sudah jadul dan usang,” tegas Jokowi dalam pertemuan dengan pimpinan media di Istana Merdeka, Senin (7/6/2021).
Mengenai hasil survei kinerja Jokowi yang selalu nomor satu sehingga muncul analisa dirinya akan maju lagi 3 periode, menurut Jokowi itu bukan berarti dia akan maju lagi.
Advertisement
“Harus gimana lagi ngomongnya, maunya ini saya ngomongnya gimana lagi,” tanya Jokowi sambil geleng-geleng kepala.
Saksikan Video Terkait Berikut Ini:
Menolak 3 Periode
Survei Parameter Politik Indonesia yang diumumkan Sabtu 5 Juni 2021 juga menunjukkan bahwa 45,3 persen peserta survei menolak Presiden menjabat tiga periode. Sebanyak 50,6 persen peserta survei juga menolak dilakukan perubahan konstitusi agar Presiden bisa menjabat 3 kali.
Sementara dalam keterangan Senin 7 Juni 2021, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) angkat bicara soal munculnya isu presiden tiga periode. Dia pun mengingatkan akan peristiwa 1998.
"Kalau tiga periode tidak pernah puas, setelah itu 4 periode, setelah itu dibuka kerannya, setelah itu ujungnya seumur hidup, dengan alasan kita kan masih hebat, masih kuat, masih diperlukan. Kalau seperti itu rasa-rasanya darah, keringat, air mata para reformis, para pejuang reformasi itu seperti tidak ada harganya," kata AHY dalam keterangannya, Senin (7/6/2021).
Advertisement