Perjelas Alokasi Program, Kementan Lakukan Pendataan Lahan Berbasis Geospasial

Manajemen data spasial juga diperlukan untuk mitigasi kebencanaan hingga pembangunan wilayah.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2021, 08:11 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 10:26 WIB
ngobras
Acara webinar Ngobrol Asik (Ngobras) Volume 12 dengan Kepala Badan PPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi.

Liputan6.com, Jakarta Teknologi Big Data Spasial dan kecerdasan buatan (AI) merupakan teknologi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini harus benar-benar dipahami oleh Penyuluh Pertanian di era informasi yang semuanya serba cepat. Kebijakan satu peta (one map policy) merupakan salah satu implementasi dari kedua teknologi tersebut yang menjadi fondasi bagi pembangunan Indonesia.

Manajemen data spasial juga diperlukan untuk mitigasi kebencanaan hingga pembangunan wilayah. Hal tersebut telah dipertajam oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dengan program Pemetaan lahan pertanian berbasis Spasial/Poligon.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan bahwa mengurus pertanian bukan hanya sebuah profesi tapi juga tanggung jawab yang harus dipikul dengan jumlah penduduk yang sangat banyak yang harus dijaga makannya.

"Tidak ada data-data fiktif, kita berbuat untuk kepentingan rakyat dan bangsa, jangan ada hal hal yang dapat merugikan rakyat dan bangsa ini," tegas Mentan SYL.

Pada acara Ngobrol Asik (Ngobras) Volume 12, Selasa (15/6/2021), Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa dengan adanya data parsial maka program Kementerian Pertanian akan lebih jelas dan memudahkan alokasi program-program Kementan.

"Program Kementan harus berdasarkan data, bukan hanya data tabular tapi data spasial," jelas Dedi.

Sementara Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi selaku Narasumber Ngobras, menjelaskan bahwa data yang ada di SIMLUHTAN setiap kelompok tani sudah lengkap berupa data-data tabular, akan lebih sempurna jika dilengkapi dengan data spasial. Sehingga lahan yang diberikan bantuan dapat terlihat dengan jelas letaknya.

"Diharapkan setiap penyuluh dapat melakukan pemetaan poligon bagi kelompok tani binaannya," jelas Suwandi.

"Selain itu, entry data membuat poligon dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi baru yaitu e-Reporting dalam radius 25 km, tidak perlu berada di atas lahannya," ungkap Suwandi lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Terintegrasi dengan SIMLUHTAN

Suwandi juga menjelaskan, bahwa login aplikasi e-Reporting dapat masuk berdasarkan kecamatan. Sehingga nantinya akan terintegrasi dengan SIMLUHTAN dengan password-nya yang sama dengan SIMLUHTAN. Namun untuk saat ini masih sama passwordnya yaitu 123456.

Pada aplikasi ini tidak perlu memasukkan alamat lengkap lahan karena sudah terintegrasi dengan SIMLUHTAN. Hanya perlu mempersiapkan foto open camera, mengetahui lokasi lahan dan melakukan digitasi titik poligon.

Di akhir acara Suwandi menegaskan bahwa saat ini kita tidak perlu mengelilingi lahan lagi. Namun hanya perlu melakukan foto lahan dari satu titik menggunakan foto open camera dan ukurannya tidak boleh lebih dari 2 mp.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya