IDI: Jenazah Pasien Covid-19 Diangkut Truk Alternatif Terakhir, daripada Menunggu

IDI beranggapan bila jumlah pasien terus menanjak dan jenazah pasien Covid-19 dipaksakan harus diangkut menggunakan ambulans, maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2021, 12:54 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2021, 12:39 WIB
Pemakaman Pasien Covid-19 di TPU Rorotan Meningkat
Petugas beristirahat di TPU Rorotan, Jakarta, Kamis (17/6/2021). Dinkes DKI Jakarta mencatat angka positif Covid-19 bertambah 4.144 kasus baru berdasarkan hasil pemeriksaan PCR terhadap 16.499 orang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Jenazah pasien Covid-19 di wilayah DKI Jakarta terpaksa diangkut menggunakan truk menuju lokasi permakaman. Ini dilakukan karena jumlah ambulans yang digunakan untuk mengangkut jenazah pasien Covid-19 terbatas.  

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto, menilai kondisi tersebut sangat dilematis. Sebab, jika jenazah pasien Covid-19 harus diangkut menggunakan ambulans akan membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Kalau menggunakan ambulans antrenya terlalu banyak, ambulansnya enggak cukup. Ya itu jalan terakhir, daripada menunggu," katanya saat dihubungi merdeka.com, Kamis (24/6).

Sementara itu, Pakar Kesehatan Masyarakat, Hasbullah Thabrany, prihatin jenazah pasien Covid-19 terpaksa diangkut menggunakan truk. Dia menyebut, kondisi serupa pernah terjadi di sejumlah negara dunia. Misalnya, India dan Brasil.

"Di India, Brasil, misalnya pernah juga terjadi (jenazah pasien Covid-19 diangkut menggunakan truk) karena tidak ada angkutan lain. Karena dalam keadaan darurat apa boleh buat," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Disiplin Protokoler Kesehatan

Kamar Isolasi Pasien Covid-19 di Graha Wisata TMII Penuh
Ambulans yang membawa pasien OTG Covid-19 di Graha Wisata TMII, Jakarta, Selasa (22/6/2021). Lonjakan kasus aktif Corona menyebabkan kapasitas kamar isolasi pasien OTG Covid-19 di Graha Wisata TMII telah terisi penuh usai pada hari ini tercatat kedatangan 6 pasien. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Hasbullah mengimbau masyarakat terus disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk menekan laju penularan Covid-19. Hasbullah mengingatkan, jika penularan Covid-19 tak bisa dicegah, rumah sakit rujukan Covid-19 akan semakin kolaps.

Jumlah kematian juga akan terus meningkat karena rumah sakit rujukan Covid-19 tidak bisa menangani seluruh pasien Covid-19.

"Semua masyarakat tolong-lah pahami bahwa kalau kita tidak disiplin, korbannya kita sendiri. Kalau tidak patuh pada protokol kesehatan, kita sendiri yang jadi korban," pesannya. 

 

Reporter: Titin Supriatin 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya