Puan Minta Ada Beasiswa untuk Anak yang Orangtua Meninggal Karena Covid-19

Puan memberi perhatian kepada Vino, anak berusia 10 tahun di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang kehilangan kedua orangtuanya karena Covid-19.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Jul 2021, 18:20 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2021, 18:18 WIB
Puan Maharani Berikan Kuliah Umum di UI
Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan Kuliah Umum pada Upacara Wisuda Program Vokasi, Sarjana, Magister, Profesi, Spesialis dan Doktor Tahun Akademik 2019/2020 di Balairung UI, Depok, Sabtu (1/2/2020). Acara ini bersamaan dengan Peringatan Dies Natalis UI Ke-70. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah mempercepat realisasi belanja anggaran penanganan Covid-19. Belanja tersebut salah satunya harus dipergunakan untuk perlindungan anak-anak Indonesia yang terdampak pandemi.

"Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling rentan dalam pandemi ini. Mulai dari mereka yang terinfeksi langsung, ditinggal wafat orangtua, sampai mereka yang belajarnya terganggu karena pandemi," kata Puan terkait peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh hari ini di Jakarta, Jumat (23/7/2021).

Oleh karena itu, Puan menyebut pemerintah harus memberi perhatian khusus terhadap anak-anak yang terdampak Covid-19. Salah satunya beasiswa sekolah bagi anak yang orangtuanya meninggal karena Covid-19.

"Perlindungan itu bisa dalam bentuk bantuan alat belajar online, santunan atau beasiswa bagi anak-anak yang ditinggal wafat orangtua mereka. Terlebih jika orangtua mereka adalah salah satu tenaga kesehatan yang gugur karena berjuang di garda terdepan menghadapi pandemi ini," jelas Puan.

Secara khusus Puan memberi perhatian kepada Vino, anak berusia 10 tahun di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang kehilangan kedua orangtuanya karena Covid-19. Vino yang sekarang duduk di kelas 3 SD, kini sedang menjalani isolasi mandiri karena juga terinfeksi.

"Begitu mendengar berita tersebut, sebagai seorang ibu yang punya dua anak, hati saya pilu mendegar anak sekecil Vino sudah yatim piatu," ujar Puan.

"Dalam kondisi seperti ini, negara harus hadir menjamin segala kebutuhan Vino dan anak-anak Indonesia lain yang mengalami nasib serupa," imbuh Puan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jangan Sampai Lost Generation

Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) ini melanjutkan, anggaran negara untuk penanganan Covid-19 memang penting untuk digunakan penanggulangan masalah kesehatan dan ekonomi rakyat terdampak pandemi. Namun, katanya, belanja untuk perlindungan anak juga hal yang tak kalah penting.

"Berbicara anak-anak Indonesia hari ini adalah bicara nasib bangsa ke depan. Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan," ujar Puan.

"Jangan sampai ada lost generation karena pendidikan anak-anak Indonesia hari ini terganggu akibat pandemi," pungkas Puan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya