Ibas: Bantuan untuk Masyarakat Terdampak Covid-19 Harus Tersalurkan Tepat Sasaran

Ibas mengungkapkan rasa prihatin atas kesulitan saat ini dan meminta masyarakat untuk terus mengawal bantuan dari pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2021, 23:37 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2021, 23:11 WIB
Ibas
Anggota DPR RI Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi kasus Covid-19 di tanah air masih berada dalam status gawat. Meski dalam 8 hari terakhir bentuk kurvanya perlahan menurun, jumlah kenaikan kasus baru masih sangat tinggi.

Pemerintah pun memberlakukan PPKM Level 3 dan 4 serta memperpanjangnya hingga 2 Agustus 2021. Sejumlah aturan diberlakukan untuk menekan mobilitas masyarakat demi memutus penyebaran virus covid-19.

Sebagai wakil rakyat dari Jawa Timur, khususnya Dapil VII, Edhie Baskoro Yudhoyono merasa prihatin dengan kondisi masyarakat saat ini. Pandemi Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan, tapi juga menghambat pergerakan dan kehidupan masyarakat.

Karena itu, pria yang akrab disapa Ibas ini kembali menyerahkan bantuan. Sebanyak 2.000 paket sembako di distribusikan ke Gedung YABI Pacitan, Selasa (27/7/2021) dengan harapan mampu meringankan beban masyarakat.

Melalui sambutan virtualnya, Ibas mengungkapkan rasa prihatin atas kesulitan saat ini dan meminta masyarakat untuk terus mengawal bantuan dari pemerintah.

“Kulo Edhie Baskoro Yudhoyono sebagai anggota DPR RI Partai Demokrat dari Dapil Jatim VII selalu mengingatkan pemerintah untuk terus memperhatikan masyarakat di mana pun, termasuk yang ada di Kabupaten Pacitan. Bantuan pemerintah secara langsung sangat dibutuhkan. Karenanya, bantuan untuk masyarakat terdampak harus tersalurkan tepat sasaran, sesuai data (DTKS), ojo ngapusi lan ojo dikorupsi,” paparnya.

Ibas mendorong percepatan vaksinasi terhadap semua warga serta dokter yang berada di garda terdepan.

“Saya juga sampaikan ke pemerintah pusat untuk memastikan betul program percepatan vaksinasi gratis dari kota hingga desa agar berjalan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Selanjutnya, untuk para dokter, nakes, UMKM, serta beberapa sektor terdampak mesti diperhatikan dan dibantu, termasuk urusan insentifnya," terang dia.

Terkait aktivitasnya di dapil, Ibas mengaku sudah rindu bertemu masyarakat dan sangat ingin terlibat langsung. Akan tetapi, apa daya situasi saat ini belumlah memungkinkan.

“Meskipun demikian, dalam kesederhanaan dan sapaan saya secara virtual ini, izinkan saya Edhie Baskoro Yudhoyono mempersembahkan program kawalan 2.000 bantuan sembako rakyat di Kabupaten Pacitan. InsyaAllah bermanfaat dan dapat meringankan beban biaya kehidupan,” lanjut Ibas.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Terima Kasih Ibas

Mengingat jumlah peserta yang diperbolehkan hadir sangat terbatas, Ibas menyampaikan terima kasihnya kepada semua relawan yang berkenan mendistribusikan bantuan kawalannya.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para relawan yang membantu pendistribusian dengan prokes ketat hingga tepat sasaran. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan semoga situasi sulit ini lekas berakhir, ” doanya.

Menanggapi sambutan dan bantuan kawalan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengucapkan rasa terima kasihnya akan 'kehadiran' Ibas. “Terima kasih kepada Mas Ibas karena selalu peduli dan hadir di tengah-tengah masyarakat. Bantuan ini merupakan bantuan kesekian dari Mas Ibas untuk warga Pacitan. Kehadiran Mas Ibas yang nyata ini sangat bermanfaat bagi kita semua,” ungkapnya.

Bupati yang lebih dikenal dengan sapaan Mas Aji ini juga mengungkapkan bahwa kasus aktif di Pacitan per hari ini (27/7) juga cukup tinggi. Dari total 5.123 kasus, 4.601 kasus sudah dinyatakan sembuh, sementara 395 masih dalam perawatan, dan 127 sisanya telah meninggal dunia.

Akan tetapi, meski angkanya tergolong tinggi, akses vitamin di Pacitan masih terbilang sulit. Belum lagi perihal vaksin yang jumlahnya baru mencapai 13% karena kekurangan stok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya