Pemprov DKI Jakarta Cari Penyebab Harimau Terpapar Covid-19: Tidak Menular ke Manusia

Suzi Marsitawati, mengatakan, virus yang berada di hewan tak akan menularkan ke manusia.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 01 Agu 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2021, 10:00 WIB
FOTO: Kasus COVID-19 Melonjak, Taman Margasatwa Ragunan Tutup Sementara
Petugas keamanan berjaga di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Sabtu (26/6/2021). Taman Margasatwa Ragunan tutup sementara menyusul Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro terkait melonjaknya kasus COVID-19 di Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Dua harimau Sumatera yang berada di Taman Margasatwa Ragunan terpapar Covid-19. Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, mengatakan, virus yang berada di hewan tak akan menularkan ke manusia.

"Kedua satwa tidak menularkan virus kepada manusia. Karena belum ada studi yang menunjukkan eksudat satwa yang terinfeksi Covid-19 mengandung virus aktif," kata Suzi dalam keterangannya, Minggu (1/8/2021).

Selain itu, pihaknya juga masih menelusuri penyebab dua harimau yang bernama Hari dan Tino terpapar Covid-19. Pasalnya, Taman Margasatwa Ragunan dalam kondisi ditutup.

Bukan hanya itu saja, masih kata Suzi, perawat dan petugas satwa yang sakit sudah ditracing tapi tak terpapar Covid-19.

"Saat satwa mulai mengidap gejala, Taman Margasatwa Ragunan dalam kondisi ditutup, karena sudah PPKM Darurat. Kami juga sudah melakukan tracing kepada perawat dan petugas saat satwa sakit, tidak ada yang terpapar Covid-19. Sehingga, kami masih menelusuri penyebabnya," ungkap Suzi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kronologi

Suzi mengungkapkan, pada 9 Juli 2021 2021 satu harimau Sumatera bernama Tino yang berusia 9 tahun, mengalami sakit dengan gejala klinis sesak nafas, bersin, keluar lendir dari hidung, dan penurunan nafsu makan.

Selang dua hari, satu harimau lagi bernama Hari yang berusia 12 tahun kesehatannya menurun dengan menunjukkan gejala yang sama dengan Tino.

"Pada tanggal 14 Juli, kami lakukan pengambilan sampel dengan diswab kemudian dikirim ke laboratorium Pusat Studi Satwa Primata, IPB Bogor. Lalu, hasilnya keluar tanggal 15 Juli yang menyatakan bahwa kedua satwa tersebut terpapar Covid-19," kata Suzi.

Dia mengungkapkan, sejak terpapar Covid-19, dua harimau tersebut kesehatan menurun. Dalam perawatannya, diberi pengobatan seperti antibiotik, antihistamin, antiradang, dan multivitamin setiap hari.

"Dalam waktu sekitar 10-12 hari pengobatan, kondisi kedua satwa berangsur membaik dan pulih," ungkap Suzi.

Bahkan, dia menuturkan, saat ditinjau, kondisi kedua satwa yang terpapar Covid-19 sudah memiliki nafsu makan. "Saat tinjauan tadi, kondisi kedua satwa sudah sehat. Nafsu makan sudah kembali normal dan satwa juga sudah kembali aktif," kata Suzi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya