Kemendikbudristek Minta Satuan Pendidikan Update Data Calon Penerima Bantuan Kuota Internet

Bantuan kuota internet dari Kemendikbudristek untuk mendukung pembelajaran jarak jauh akan cair mulai September 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2021, 19:51 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 19:50 WIB
Kuota Internet Gratis untuk Pelajar
Guru membagikan kartu perdana Telkomsel dan Kuota 10 GB gratis kepada siswa kelas 7, 8 dan 9 SMPN 18, Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (10/9/2020). Program Kartu Perdana Merdeka itu untuk mendukung program pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi covid-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) terus berikhtiar untuk memastikan pendidikan berkualitas tetap terlaksana di masa pandemi Covid-19. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melanjutkan kembali penyaluran bantuan kuota data internet bagi siswa, mahasiswa, guru, dan dosen terdampak.

Mulai September 2021, pemerintah akan melanjutkan proses distribusi tambahan bantuan kuota data internet senilai Rp 2,3 triliun bagi 26,8 juta siswa, mahasiswa, guru, dan dosen. Bantuan kuota data internet akan kembali disalurkan pada tanggal 11-15 September, 11-15 Oktober, dan 11-15 November 2021, dan berlaku selama 30 hari sejak diterima. Kuota tersebut bisa digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi untuk mendukung proses belajar mengajar.

Dialog Kabar Kamis di Media Center KPCPEN pada 12 Agustus 2021 membahas perkembangan bantuan kuota untuk pelajar di masa pandemi, termasuk harapan dan evaluasi di lapangan terkait pelaksanaan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ).

Plt Kapusdatin Kemendikbudristek, M Hasan Chabibie menyatakan, bahwa dalam penyaluran bantuan kuota, pemerintah sangat mengedepankan kepresisian data.

Karena itu, pemerintah menginstruksikan kepada setiap satuan pendidikan untuk memutakhirkan atau update data calon penerima bantuan, khususnya untuk termin 2 (September - Desember 2021).

Berdasarkan data penerima pada termin sebelumnya, telah diperkirakan kisaran jumlah penerima bantuan. PAUD 1,5 juta penerima, SD - SMK 20,5 juta, dosen dan mahasiswa sebanyak 3,2 juta dan guru 1,5 juta penerima.

Bantuan kuota akan bermanfaat maksimal dengan dukungan banyak hal. Di antaranya adalah kecakapan literasi pendidik untuk meningkatkan kualitas PJJ, koneksi internet yang memadai, dan dukungan sarana teknologi.

Terkait tentang peningkatan literasi atau kecakapan digital guru yang belum maksimal, Hasan mengungkapkan beberapa ikhtiar pemerintah yang dapat dimanfaatkan para guru.

“Misalnya, para pendidik dapat mengakses situs https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/ untuk mendapatkan acuan dan inspirasi skenario pembelajaran daring. Dengan demikian, pemanfaatan bantuan kuota internet dapat lebih optimal,” papar Hasan.

Guru Harus Adaptif

Sekolah Online
Ilustrasi Belajar Secara Online Credit: pexels.com/pixabay

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman menyatakan bahwa guru selaku pendidik memang diharapkan untuk bersikap adaptif, selalu meningkatkan kemampuan diri mengikuti perkembangan zaman dengan pola pikir terbuka, khususnya dalam situasi yang menuntut perubahan seperti saat ini.

Erzaldi menambahkan, bahwa di Provinsi Bangka Belitung, secara berkala guru mendapatkan pembelajaran dan pelatihan, agar dapat melakukan pengajaran secara inovatif dan kreatif.

Untuk memaksimalkan kualitas internet yang belum merata di seluruh Indonesia, pemerintah telah meminta bantuan provider dalam hal penguatan kualitas layanan. Akselerasi dan penguatan sinyal juga dilakukan pemerintah, berdasarkan peta koneksi yang ada.

Sedangkan bagi peserta didik, guru atau sekolah yang memiliki kendala sarana teknologi, pemerintah tengah menyiapkan program bantuan laptop kepada sekolah serta pengadaan perangkat penunjang materi PIK (Pengantar Instalasi Komputer). Pemerintah juga mendorong kolaborasi masyarakat, serta alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai bagian solusi masalah tersebut.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Jawa Tengah, Yuni Astuti menyatakan, dana BOS di wilayahnya sebagian telah digunakan untuk pengadaan telepon genggam yang dipinjamkan kepada murid yang membutuhkan.

Beasiswa untuk peserta didik miskin yang diberikan kepada 10 ribu anak sebesar Rp 1 juta per tahun, juga diharapkan bisa membantu pengadaan sarana teknologi tersebut, di luar bantuan kuota dari pemerintah.

Dengan dukungan semua pihak, pemerintah berharap bantuan kuota dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Setiap ikhtiar layak dilakukan, agarapi semangat belajar anak-anak Indonesia tetap menyala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya