ST Burhanuddin Tekankan Keadilan Restoratif: Tidak Butuh Jaksa Pintar Tak Bermoral

ST Burhanuddin mengingatkan seluruh jajaran kejaksaan untuk mengutamakan penerapan Peraturan Kejaksaan tentang keadilan restoratif yang telah diundangkan pada tanggal 22 Juli 2020 lalu.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 10 Sep 2021, 13:15 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2021, 13:15 WIB
Buron 13 Tahun, Adelin Lis Ditangkap Kejaksaan Agung
Jaksa Agung, S Burhanuddin saat rilis pemulangan terpidana kasus pembalakan liar dan perusakan alam, Adelin Lis di Gedung Penerangan Kejaksaan Agung, Jakarta, Sabtu (19/6/2021). Adelin Lis ditangkap di Singapura dan dipulangkan ke Indonesia setelah buron 13 tahun. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Jaksa Agung ST Burhanuddin mengingatkan seluruh jajaran kejaksaan untuk mengutamakan penerapan Peraturan Kejaksaan tentang keadilan restoratif yang telah diundangkan pada tanggal 22 Juli 2020 lalu, bertepatan dengan Hari Bhakti Adhyaksa yang ke-60.

"Saya ingin menekankan sekali lagi agar kita semua dapat menggunakan hati nurani hukum, bedakan, hati nurani akan dapat mencapai dan mewujudkan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum secara bersamaan," kata dia di Auditorium Graha Widyatama Unsoed, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (10/9/2021).

Burhanuddin menegaskan, sumber dari hukum adalah moral, dan di dalam moral ada hati nurani.

Baginya, profesionalitas seorang jaksa akan sempurna jika dapat menyeimbangkan antara intektual dan integritas.

"Saya sebagai Jaksa Agung tidak membutuhkan jaksa yang pintar tapi tidak bermoral, saya juga tidak membutuhkan jaksa yang cerdas tetapi tidak berintegritas. Yang saya butuhkan adalah jaksa yang pintar dan berintegritas," jelas Burhanuddin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gunakan Hati Nurani

Kembali Burhanuddin meyakini bahwa aya setiap manusia memiliki dan mampu menggunakan hati nurani. Sebab itu, jangan sampai ada jaksa yang melakukan penuntutan secara asal-asalan tanpa melihat rasa keadilan di masyarakat.

"Ingat, rasa keadilan itu tidak ada dalam text box tetapi ada di dalam hati nurani. Jangan sekali-kali menggadaikan hati nurani. Karena hati nurani adalah anugerah yang dimiliki manusia dan ini adalah cerminan dari sifat Tuhan Yang Maha Kuasa, Pengasih dan Penyayang," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya