Mahasiswa Kecam Kekerasan yang Diduga Dilakukan Polisi Saat HUT Tangerang

Ketua BEM STIE Putra Nusa Perdana Indonesia mengatakan, tindakan yang dilakukan aparat saat HUT Kabupaten Tangerang sudah di luar SOP kepolisian.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 14 Okt 2021, 20:53 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2021, 20:02 WIB
Ilustrasi Demo Anarkistis. (Liputan6.com/Abdillah)
Ilustrasi Demo Anarkistis. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tangerang Raya mengecam kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian saat mengamankan aksi demonstrasi di Kantor Bupati Tangerang.

Ketua BEM STIE Putra Nusa Perdana Indonesia, Ahmad Saipul mengatakan, dia menyayangkan dan mengecam perilaku aparat kepolisian yang membanting rekannya saat mengamankan unjuk rasa. 

"Ya, itu rekan kami dari HIMATA (Himpunan Mahasiswa Tangerang). Kami mengecam dan sangat sayangkan tindakan itu, dimana ia membanting rekan kami dan itu sudah di luar SOP kepolisian," kata Ahmad, Rabu (13/10/2021).

Dia juga menjelaskan, unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa merupakan aksi damai dan tertib dalam menyuarakan aspirasinya ke pemerintah Kabupaten Tangerang.

"Ini aksi damai, dan kami tidak merusak fasilitas umum. Kami hanya ingin direspons secara baik oleh pemerintah. Namun, yang kami dapatkan respons dari kepolisian seperti ini," ujar Ahmad. 

Nantinya, bila tindakan itu terbukti sebagai pelanggaran, sebagai solidaritas, mereka pun akan menggelar aksi unjuk rasa kembali di depan Mapolres Kota Tangerang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Awal Persitegangan dengan Aparat

Diketahui, para mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa bertepatan dengan HUT ke-389 Kabupaten Tangerang. Mereka menyampaikan aspirasi berupa kritikan terhadap Peraturan Bupati nomor 47 tahun 2018 tentang jam operasional angkutan tambang yang dianggap tidak terealisasi dengan baik.

Awalnya aksi protes mahasiswa tersebut berjalan lancar. Namun, ketika mahasiswa memaksa masuk ke kantor Bupati Tangerang ingin menyampaikan aspirasi, aksi tersebut malah berujung bersitegang dengan aparat gabungan yang berjaga di lokasi.

Dalam video yang beredar, tampak seorang aparat memisahkan seorang pengunjuk rasa dari barisannya. Kemudian setelah dibawa kepinggir dengan posisi lengan aparat memeluk pundak pendemo dari belakang, seketika mahasiswa tersebut langsung dibanting ke daratan.

Tindakan itu sontak membuat seorang pendemo tersebut terdiam. Video berikutnya digambarkan bila si pendemo mengalami kejang-kejang dan langsung mendapat pertolongan aparat kepolisian lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya