Aturan PPKM Diperlonggar, Mobilitas di Pusat Belanja Naik 22,14 Persen

Saat peniadaan mudik Lebaran Idulfitri 2021, mobilitas penduduk di pusat belanja naik hingga 34,14 persen. Sedangkan di taman naik 20,43 persen serta di tempat retail dan rekreasi naik 1,43 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2021, 11:20 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 11:20 WIB
Pengunjung Mal Wajib Scan QR Code Aplikasi PeduliLindungi
Petugas mengecek kartu vaksinpengunjung di mal kuningan city, Jakarta, Selasa (10/8/2021). Perpanjangan PPKM Level 4 di mal pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, melakukan scan barcode aplikasi Pedulilindungi dan memperlihatkan sertifikat vaksin COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan mobilitas penduduk terus meningkat jelang akhir tahun 2021. Data Google Mobility periode 11 sampai 18 Oktober 2021 menunjukkan, mobilitas masyarakat di pusat belanja naik sebesar 22,14 persen.

Sementara mobilitas masyarakat di taman naik 5,43 persen, di tempat retail dan rekreasi sebesar 2,68 persen.

"Saat ini tren mobilitas sudah mengalami kenaikan," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Kamis, 28 Oktober 2021.

Kenaikan mobilitas penduduk ini patut diwaspadai. Sebab, berkaca pada pengalaman mudik Lebaran Idulfitri sejak April hingga Mei lalu, peningkatan mobilitas diikuti dengan lonjakan kasus Covid-19.

Padahal, saat itu pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan peniadaan mudik Lebaran Idulfitri 2021 melalui Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idulfitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) selama Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah.

"Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan peniadaan mudik Idulfitri. Nyatanya tidak cukup menekan pergerakan penduduk," ujar dia.

Saat peniadaan mudik Lebaran Idulfitri 2021, mobilitas penduduk di pusat belanja naik hingga 34,14 persen. Sedangkan di taman naik 20,43 persen serta di tempat retail dan rekreasi naik 1,43 persen.

Naiknya mobilitas penduduk bersamaan dengan munculnya varian Delta yang memiliki karakteristik lebih cepat menular. Kondisi tersebut menyebabkan kasus Covid-19 naik signifikan selama sembilan minggu pascaIdulfitri.

"Kenaikan kasus ini mencapai 13 kali lipat dari titik kasus terendah pascalonjakan pertama," jelasnya.

Namun dengan upaya keras, lanjut Wiku, ledakan kasus Covid-19 berhasil diatasi saat banyak negara di dunia menghadapi kenaikan kasus signifikan. Jumlah kasus di Indonesia terus menurun dan aktivitas sosial ekonomi kembali dibuka.

"Fakta ini menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan resiliensi dan ketahanan bangsa menghadapi pandemi Covid-19," imbuhnya.

Tutup Sementara bila Ada Peningkatan

Petugas Putar Balik Pesepeda yang Ingin Melintasi Thamrin-Sudirman
Petugas gabungan mengarahkan pengguna sepeda saat pengalihan jalur pesepeda di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Minggu (5/9/2021). Pemberlakuan jalur ganjil genap pada masa PPKM membuat pengguna sepeda dilarang melintasi kawasan ganjil-genap pagi ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wiku mengajak seluruh masyarakat mempertahankan situasi Covid-19 di Indonesia yang cukup baik. Caranya menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker, dan mencuci tangan di tengah mobilitas yang meningkat.

"Apabila terdapat aktivitas sosial ekonomi yang mulai berjalan atau diuji cobakan namun terbukti menyebabkan klaster atau kenaikan kasus, saya meminta pelaksana dan pemerintah daerah setempat untuk tegas menutup sementara dan mengevaluasi pembukaan aktivitas terkait," tegasnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya