Lomba Mural Polri, Peserta yang Gambarnya Paling Pedas Akan Jadi Sahabat Kapolri

Polri akan menerima semua mural dari para peserta lomba. Baik yang bersifat positif bahkan pesan atau gambar yang negatif.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2021, 15:29 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 15:29 WIB
Mural Polri
Korps Bhayangkara menggelar lomba Mural Festival 2021 berhadiah Piala Kapolri yang digelar seluruh Polda se-Indonesia. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Korps Bhayangkara menggelar lomba Mural Festival 2021 berhadiah Piala Kapolri yang digelar seluruh Polda se-Indonesia. Pembukaan lomba ini berlangsung di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, acara yang digelar tepat pada hari ulang tahun ke-70 Humas Polri dan hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021 ini tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 yang ada.

Awal digelarnya lomba mural itu tidak banyak masyarakat yang meminatinya. Karena, saat dimulainya pendaftaran hanya sebanyak 18 saja yang mendaftarkan diri.

"Namun setelah kita berikan imbauan bahwa tidak perlu takut. Jadi ada isu bahwa jadi kalau kita nanti ikut, ini cara polisi untuk tahu identitas kita. Sehingga sewaktu-waktu nanti kita pasti ditangkap, awalnya seperti itu," kata Sigit dalam sambutannya, Sabtu (30/10/2021).

Mengetahui hal itu, orang nomor satu di Polri ini pun langsung menegaskan bahwa kabar itu tidak benar. Ia pun memastikan jika institusinya bukan organisasi yang antikritik.

"Kemudian ramai, 803. Sekali lagi saya sampaikan dalam kesempatan ini bahwa undang-undang pun mengatur bahwa dalam Pasal 28 bahwa masyarakat atau rakyat diberikan kebebasan berekspresi, jadi tentunya kami dari Polri merujuk undang-undang tersebut," tegasnya.

"Lalu kemudian itu dukungan kamu juga terhadap undang-undang nomor 9 tentang kemerdekaan penyampaian pendapat di muka umum," sambungnya.

Menurutnya, hal ini berbeda dibandingkan dengan era orde sebelumnya. Karena, pada zaman reformasi ini kebebasan dibuka dan tentunya masyarakat bebas untuk menyampaikan aspirasinya.

"Tentunya ada hal-hal yang tetap juga dihormati dalam hal menyampaikan kebebasan berekspresi, apalagi ini berkaitan dengan bagaimana hak-hak orang lain juga tetap kita perhatikan," ucapnya.

Eks Kabareskrim Polri ini menjelaskan, kebebasan berekspresi sampai saat ini terus berkembang. Apalagi, di era teknologi informasi 4.0 dimana kebebasan bisa dituangkan di dunia maya atau dunia siber.

"Dan ini yang kemudian marak muncul berbagai ekspresi. Apakah itu ekspresi positif ataupun ekspresi negatif tentunya dalam posisi ini banyak hal yang kemudian mengambil langkah-langkah dan menanggapi ekspresi ini dengan beragam persepsi juga," jelasnya.

Mantan Kadiv Propam Polri ini secara tegas menyebut, Polri sangat menghormati kebebasan dalam berekspresi. Terlebih, Presiden Jokowi juga sudah menyampaikan, jika Indonesia adalah negara yang sangat demokratis dan sangat menghargai kebebasan berekspresi.

"Oleh karena itu, kami institusi Polri memegang teguh aturan-aturan yang ada, arahan dari Bapak Presiden terkait dengan kebebasan berekspresi. Tentunya hari ini adalah bukti bahwa kami menghormati kebebasan ekspresi," sebutnya.

Dengan adanya lomba mural ini, ia mengungkapkan agar Polri mendapatkan feedback atau masukan tentang harapan masyarakat terhadap penanganan Covid-19 atas ekspresi yang disampaikan melalui mural.

"Saya juga sampaikan masukan tema kritikan tentang Polri, masyarakat silakan mau berekspresi, positif boleh. Tentunya jadi motivasi buat kami, negatif juga boleh. Karena itu, jadi bagian untuk kami introspeksi untuk mengubah agar bisa jadi lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat," ujarnya.

Ia pun memastikan, Polri akan menerima semua mural dari para peserta lomba. Baik yang bersifat positif bahkan pesan atau gambar yang negatif.

"Nanti yang gambarnya bagus tentunya ada dewan juri, khususnya tentang Polri. Kalau itu gambarnya paling pedas, itu juga akan kami terima dan saya jamin yang berani menggambar seperti itu akan jadi sabahatnya Kapolri, jadi temannya Kapolri," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pembenahan Institusi

Mantan Kapolda Banten ini menginginkan, masyarakat bisa memberikan gambaran kepada Korps Bhayangkara tentang bagaimana persepsi masyarakat tentang Polri. Dengan begitu, Polri setiap hari akan bisa melakukan perbenahan dalam institusi. Sehingga bisa menyiapkan institusi serta personel menjadi lebih baik.

"Jadi Polri yang dipercayai publik, Polri yang dicintai masyarakat. Ide ini muncul dari diskusi, karena muncul peristiwa 404 Presiden Jokowi not found. Kemudian ada aksi-aksi di lapangan yang menjadi polemik, ada yang menghapus, ada juga yang membiarkan. Jadi kali ini kita sampaikan bahwa pemerintah, polisi tidak antikritik," paparnya.

"Kita memberikan kebebasan berekspresi dan kebebasan sebagai penyaluran dari aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan Polri dan tentunya itu jadi bagian evaluasi kami untuk jadi lebih baik. Tentunya ini jadi kebanggaan kami bahwa ternyata kawan-kawan tidak takut dam berani tampil. Gambar yang positif, negatif, silakan. Kami akan menghargai betul," sambungnya.

Dengan adanya kritik yang disampaikan atau disalurkan lewat mural akan menjadi masukan positif bagi pihaknya. "Sekali lagi, kritik memberi masukan positif, negatif juga boleh. Akan jadi teman Pak Kapolri," ucapnya.

Diakhir sambutannya, ia juga mengucapkan rasa terimakasih kepada para pendukung Polri dalam melaksanakan Piala Kapolri yakni lomba mural

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan apresiasi pada seluruh pemdukung acara dari PT Tepo Inti, kemudian Bank Mandiri dan bank BRI dan seluruh pihak yang bekerjasama dalam pemyelenggaran festival mural ini. Sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan aman dan lancar," tutupnya.

Reporter: Nur Habibe

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya