Bupati Sebut PPKM di Kabupaten Bogor Harusnya Turun ke Level 1

Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan, status PPKM di Kabupaten Bogor seharusnya turun level. Sebab, capaian vaksinasi untuk dosis pertama di wilayah itu kini di angka 70 persen.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 29 Nov 2021, 09:12 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2021, 09:11 WIB
Rapid Test Antigen Acak Diterapkan di Kawasan Puncak Bogor
Bupati Bogor Ade Yasin memeriksa hasil rapid tes antigen di kawasan Pasar Cisarua, Jumat (12/02/2021). Tes cepat antigen oleh petugas gabungan Satgas Covid-19 itu dilakukan secara acak sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 dari wisatawan di kawasan Puncak Bogor. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan, status PPKM di Kabupaten Bogor seharusnya turun level. Sebab, capaian vaksinasi untuk dosis pertama di wilayah itu kini di angka 70 persen.

Sementara sampai saat ini, pemerintah masih menetapkan status PPKM di Kabupaten Bogor berada di level 3, lantaran rendahnya capaian vaksinasi.

"Dengan capaian vaksinasi sekarang 70 persen, kita seharusnya sudah PPKM level 1," ujar Ade Yasin saat menghadiri kunjungan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, meninjau vaksinasi serentak di Pusbang SDM Aparatur Perhubungan di Bogor, Sabtu 27 November 2021.

Pemerintah sendiri menetapkan bahwa level PPKM di wilayah bisa turun berdasarkan syarat cakupan vaksinasi Covid-19.

Untuk bisa turun dari level 2 ke level 1, cakupan vaksinasi dosis pertama harus mencapai 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia harus mencapai 60 persen.

"Ada 780 ribu lansia yang sudah divaksin, artinya lebih dari 50 persen lansia sudah divaksin dan kita sudah memenuhi syarat untuk turun ke level," kata Ade.

Kesalahan data target sasaran vaksinasi

Vaksinasi COVID-19 Secara Dari Rumah ke Rumah di Bogor
Petugas medis menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga saat vaksinasi Covid-19 secara door to door di kawasan Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/7/2021). Metode vaksinasi yang digunakan BIN mengadopsi metode vaksinasi door to door yang digunakan beberapa negara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ade mengungkapkan, terjadi kesalahan data target sasaran vaksinasi di Kabupaten Bogor. Data awal, jumlah penduduk di wilayah itu ada sekitar 6 juta jiwa. Dengan jumlah itu, target sasaran vaksinasi sebanyak 4,2 juta orang.

"Target 4,2 juta penduduk itu mungkin berdasarkan data tahun 2018 di mana jumlah penduduk Kabupaten Bogor pernah berada di angka 5,9 juta jiwa," kata dia.

"Sedangkan survei terbaru BPS Agustus lalu, jumlah penduduk kita ternyata 5,4 juta jiwa dan berarti target sasaran kita cuma 3,78 juta orang. Sampai sekarang sudah hampir menyentuh 4 juta jiwa. Artinya kita justru telah melebihi target," imbuh Ade.

Ia menerangkan, berkurangnya jumlah penduduk di Kabupaten Bogor kemungkinan beberapa faktor, salah satunya pindah ke daerah lain atau pulang kampung dan tak kembali lagi ke Bogor.

"Setelah pandemi banyak penduduk yang pindah karena dampak pembangunan strategis nasional seperti waduk. Ada yang pindah ke Sukabumi, Cianjur, dan daerah lainnya. Lalu mahasiswa banyak yang libur, pabrik banyak PHK sehingga mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing," terangnya.

Revisi Target Vaksinasi

Menurut Ade, target sebanyak 4,2 juta sasaran vaksinasi di Kabupaten Bogor dirasa sangat berat. Oleh karena itu, data tersebut harus segera direvisi.

"Kalau kita tetap ditarget 4,2 juta agak sulit karena itu artinya sudah hampir 100 persen, jadi harus direvisi jumlah penduduk, dirasionalisasikan dengan jumlah target," terangnya.

Terkait hal ini, Ade mengaku sudah berdiskusi dengan Forkopimda dan menyampaikannya melalui surat ke Kapolri, agar ada perbaikan data.

"Kami juga akan kirim surat ke Gubernur tembusannya ke pemerintah pusat," ujar Ade Yasin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya