Prokes di Bogor Kendor Jelang Nataru, KSP Ajak Masyarakat Disiplin

KSP juga ingin memastikan bahwa Pemkot Bogor telah siap untuk mencegah dan menanggulangi potensi munculnya gelombang ketiga Covid-19 selama libur Nataru.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 05 Des 2021, 13:51 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 13:51 WIB
Pedestrian Lingkar Kebun Raya Bogor Ditutup Sementara
Warga melintasi pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020). Sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19, Pemkot Bogor menutup sementara pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor pada Sabtu dan Minggu di masa PSBMK. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Kantor Staf Presiden (KSP) mengajak seluruh elemen masyarakat dan Pemerintah Kota Bogor kembali menegakkan protokol kesehatan terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

"Karena Kota Bogor jadi salah satu tujuan destinasi wisata dan kuliner saat Nataru," ujar Abraham Wirotomo Tenaga Ahli Utama KSP dalam forum KSP Mendengar di Kota Bogor, Sabtu (4/12/2021).

Dalam forum ini, KSP juga ingin memastikan bahwa Pemkot Bogor telah siap untuk mencegah dan menanggulangi potensi munculnya gelombang ketiga Covid-19 selama libur Nataru.

"Memang ada aspirasi dari hasil dengar pendapat terjadinya penurunan kepatuhan dan kedisiplinan protokol kesehatan," kata dia.

Menyikapi hal ini, Abraham menilai pentingnya sinergitas, soliditas dan koordinasi dalam mencegah dan menanggulangi pandemi Covid-19. Selain itu, strategi dan kebijakan dapat dilaksanakan dalam frekuensi yang sama pada tingkat pusat maupun daerah.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Semua Kebijakan Harus Tetap Sesuai Prokes

Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, lanjut Abraham, bahwa semua kebijakan harus tetap sesuai dengan protokol kesehatan dengan gas dan rem yang dinamis, selalu waspada, siap siaga serta cepat bertindak.

"Memang sepenuhnya bukan kesalahan dari masyarakat, tapi perlu juga ditingkatkan keaktifan peran pemerintah, perusahaan untuk memastikan protokol kesehatan masih tinggi," ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya