Liputan6.com, Jakarta - Kepanikan masyarakat terjadi saat adanya gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu diungkap oleh Anton, warga Maumere yang merasakan kencangnya getaran gempa NTT tersebut.
Dari video yang diterima Liputan6.com, terlihat ratusan warga berhamburan ke luar rumah dan menuju bukit.
"Ini warga pada lari ke bukit karena ada peringatan dini tsunami yang kita terima," kata Anton saat dihubungi, Selasa (14/12/2021).
Advertisement
Selain itu, tampak juga sebuah bangunan yang bergoyang kuat. Hal itu diabadikan Anton melalui rekaman video yang dibagikan kepada Liputan6.com.
Baca Juga
"Bangunan kencang sekali goyangnya," kata Anton.
Gempa bermagnitudo 7,4 sebelumnya mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pukul 11.15 WITA. Hingga saat ini, kondisi masyarakat masih diliputi kepanikan. Sebagian dari mereka ada yang lari ke arah bukit dan ada pula yang berdiam di rumah.
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Penyebab Gempa Bumi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofika (BMKG) mengungkapkan penyebab gempa margnitudo 7,4 di NTT. Gempa yang berpotensi tsunami terjadi pada pukul 10.20.23 WIB.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno kepada wartawan, Selasa (14/12/2021).
Guncangan gempa ini dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata III – IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Tambolaka, Waikabubak, Waingapu III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," kata dia.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata. Hasil monitoring Tide Gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur.
"Hingga hari Selasa, 14 Desember 2021 pukul 11.40 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ) dengan maksimum M=5,6," ujar dia.
Advertisement