Hadirkan Kampus Berbasis PJJ, Kemenag: 40 Ribu Guru Madrasah Belum S1

Yaqut menyampaikan, transformasi ini menjadi upaya pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang terkendala mendapat akses pendidikan, khususnya para guru madrasah.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 16 Des 2021, 07:03 WIB
Diterbitkan 16 Des 2021, 07:03 WIB
IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kuliah Tetapkan Kuliah Online Selama 14 Hari
IAIN Syekh Nurjati Cirebon memutuskan untuk melaksanakan perkuliahan secara online selama dua minggu sebagai respon terhadap pandemi covid-19. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) tengah melakukan perubahan terhadap IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI), sebagai kampus dengan program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara digital. 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Ali Ramdhani menyampaikan, kehadirian UISSI nantinya akan merubah pola pendidikan Islam sehingga tidak selalu melalui ruang formal, namun juga lewat online. Dengan begitu, pembelajaran tidak hanya dapat diakses oleh yang bekesempatan saja, tapi juga anak bangsa yang tinggal di daerah terpencil atau pun waktunya banyak tersita untuk mengajar.

"Bahwa ada sekitar 40 ribu guru-guru madrasah yang belum memenuhi jenjang pendidikan S1, dan ini yang diperintahkan oleh Pak Menteri agar segera menghadirkan pemenuhan terhadap kompetensi guru yang tujuan utamanya adalah kita ingin memenuhi janji konstitusi yaitu mencerdaskan anak bangsa," tutur Ali dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12/2021).

Ali mengatakan penting bagi Perguruan Tinggi Keagaman Islam untuk hadir pada ruang digital, di tengah derasnya arus informasi yang tidak lagi memberikan batasan jarak dan waktu untuk generasi muda menuntut ilmu.

"Dunia, dewasa ini dalam konteks kontemporer banyak yang menggambarkan sebagai sebuah Big Village atau kampung besar di mana sekat-sekat ruang dan waktu dimediasi oleh teknologi yang kemudian menjadikan sekat menjadi tidak ada lagi," jelas dia.

Atas dasar kesadaran itu, maka pemerintah dalam hal ini Kemenag menilai perlu untuk menghadirkan kampus berbasis teknologi informasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa luasnya ruang digital dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah yang paling optimal.

"Kita memahami bahwa ruang ini menjadi tempat bersemayamnya berbagai aneka ragam gagasan, maka kita perlu hadir memberikan warna sekaligus memberikan ruang secara formal bagi anak bangsa untuk meningkatkan kualifikasi kompetensi yang tentu saja bermuara pada kesejahteraan," Ali menandaskan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Transformasi Pendidikan

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Dirjen Pendidikan Islam telah melakukan perubahan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI). Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pertama pun dibuka secara online oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

Yaqut menyampaikan, transformasi ini menjadi upaya pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang terkendala mendapat akses pendidikan, khususnya para guru madrasah.

"Saya masih melihat saudara-saudara kita guru-guru madrasah masih sulit mengejar kesejahteraanya, masih belum bisa mengejar sertifikasi mengejar kesejahteraanya. Mengapa kesulitan, saya kira ada dua hal utama menjadi penyebabnya. Pertama ketiadaan biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi dan kedua, biasanya madrasah berada jauh dari perguruan tinggi sehingga sulit harus meninggalkan madrasahnya," tutur Yaqut di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12/2021).

"Jadi dengan Pendidikan berbasis siber ini kita menghadirkan keterjangkauan, maka akan keterlaluan kalau UISSI nantinya nantinya memberikan biaya tinggi, namun demikian Pak Dirjen sudah inisiatif yang kuliah di UISSI ini gratis," sambungnya.

Yaqut Cholil Qoumas menyebut, transformasi pendidikan berbasis teknologi informasi atau digitalisasi merupakan salah satu program prioritas selama kepemimpinannya. Dia berharap, UISSI Cirebon nantinya dapat menjadi rujukan dalam penyelengaraan pendidikan tinggi Islam berbasis digital, tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

"Saya berharap UISSI benar-benar menjadi universitas prinsipil dalam menjalankan aktivitas sibernya. Coba dirancang fakultas, jurusan, program studi dan kegiatan UISSI yang kompatibel dengan perkembangan zaman ke depan," Yaqut menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya