Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate mengatakan, transformasi digital membuat disrupsi konsumsi media di kalangan masyarakat selama satu dekade terakhir. Hal itu disampaikan Johnny dalam diskusi panel konvensi media Hari Pers Nasional 2022 di Kendari secara daring.
Dia mengatakan, konsumsi media cetak turun sekitar 50 persen pada 10 tahun terakhir.
"Terlihat dari tren penurunan konsumsi media konvensional dari tahun 2011 sampai tahun 2021. Konsumsi media cetak turun sekitar 50%, media televisi sekitar 24%, radio sekitar 19%. Di sisi yang lain, media berbasis desktop mengalami peningkatan konsumsi sebesar 20%, dan bahkan media berbasis seluler naik sebesar lebih dari 460%," kata Johnny mengutip catatan bandwith, record, and risky time tahun 2021.
Advertisement
Johnny melanjutkan, pada sektor produksi, sebanyak 75 persen eksekutif perusahaan global bidang komunikasi, jurnalisme, dan media massa menunjukkan adanya kebutuhan untuk berinovasi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut dia, pelaku usaha pada sektor-sektor tersebut menjadi salah satu industri paling terdampak akibat pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi digital.
"Sebanyak 86% dari para eksekutif tersebut percaya bahwa untuk bersaing di dunia yang serba digital dibutuhkan strategi bisnis yang memposisikan audiens serta pelanggan sebagai mitra kerja,” jelas Menkominfo.
Singgung soal 5G
Johnny pun menyatakan, pertumbuhan arus data yang juga semakin besar memungkinkan perusahaan untuk melakukan identifikasi, serta menyasar khlayak dengan lebih akurat. Bahkan, perkembangan kecerdasan buatan memudahkan perusahaan untuk membangun personalisasi produk, serta layanan bagi audiens yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
“Saat ini di Indonesia pun kita melakukan roll out dan deployment 5G untuk merespons munculnya beragam teknologi, serta media digital yang baru misalnya metaverse, cloud computing, yang akan semakin mendorong pergerseran produksi maupun konsumsi di bidang komunikasi jurnalisme dan media,” tutur dia.
Johnny menegaskan, pada 2019 lalu tercatat layanan yang digunakan oleh setiap layanan 5G hanya berkisar sekitar 11,7 Gigabyte. Proyeksi pada tahun 2028 mendatang akan meningkat sampai dengan 725% atau sekitar 84,83 Gigabyte setiap bulan.
"Pada masa tersebut diprediksikan layanan informatif, inovatif dan kreatif yang berbentuk audio visual baik berupa video berkualitas tinggi, augmented reality, virtual reality dan lainnya akan mendominasi 90% data berbasis teknologi 5G," Johnny memungkasi.
Advertisement