Liputan6.com, Jakarta - Media menjadi sumber yang utama dalam menaggapi sebuah krisis secara efektif. Media telah mengalami perubahan dengan munculnya media sosial, media online yang bisa diakses kapanpun, dan jurnalisme warga.
Informasi yang diberikan bisa akurat ataupun tidak, dapat menyebar dengan cepat, membentuk opini publik dalam waktu yang singkat. Jika seuatu perusahaan masih menggunakan pendekatan komunikasi krisis yang konvensional akan cenderung lambat dan sudah tidak relevan.
Menunjukkan juga bahwa media digital, meskipun berfungsi sebagai media baru dalam situasi krisis, juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya krisis baru. Setiap bisnis akan lebih mudah terkena krisis dengan dampak yang lebih signifikan dibandingkan sebelumnya.
Advertisement
Apalagi dengan media digital siapa saja dapat memposting sesuatu, adanya kolom komentar, opini yang kuat bisa saja dianggap fakta oleh netizen lainnya, lalu disebar luaskan yang belum tentu benar.
Digital Media Theory (DMT) merupakan suatu kerangka pemikiran yang mengeksplorasi fungsi serta pengaruh media digital dalam komunikasi masa kini, terutama dalam situasi krisis. (Mirbabaie, et al., dalam Cangara 2025).
Teori ini menggarisbawahi pergeseran dari media konvensional ke dunia digital yang memungkinkan interaksi, berlangsung dalam waktu nyata, dan bersifat terdesentralisasi.
Dalam situasi komunikasi yang berkaitan dengan krisis, DMT menjadi penting karena platform digital menyediakan arena utama untuk menciptakan dan mengelola narasi seputar krisis. Teori ini menawarkan kerangka kerja untuk:
1. Penyebaran Informasi dengan Cepat: Menangani tantangan akibat munculnya informasi dan misinformasi yang cepat di platform media sosial.
2. Tanggapan Publik: Memantau reaksi dari masyarakat untuk merancang tanggapan yang efektif.
3. Keterlibatan Masyarakat: Melakukan interaksi langsung dengan audiens untuk menciptakan narasi alternatif serta menekankan transparansi.
4. Pengendalian Narasi: Menyalurkan pernyataan resmi dalam format yang mudah diakses (Austin dalam Cangara, 2025).
Krisis adalah sebuah keadaan yang muncul secara mendadak, sehingga strategi terbaik untuk menanganinya adalah dengan melakukan perencanaan (Sari & Nugrahani, 2019)
Studi kasus teh celup berbahaya
Peneliti dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) menemukan bahwa beberapa teh celup di Indonesia mengandung mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan. Sumber mikroplastik itu diidentifikasi berasal dari kantong teh celup saat proses pemanasan.
Penemuan ini terjadi setelah tim peneliti melakukan pengujian pada teh celup dari lima merek yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia pada bulan Februari 2025.
Ramai lagi di media sosial dan kolom komentarnya ketika merek-merek teh tersebut dipublikasikan, merek tersebut mudah dijumpai di supermarket, toko kelontong, atau di pasar yang sehari-hari dikonsumsi masyarakat Indonesia. Netizen mempertanyakan kenapa baru diketahui saat ini.
Ketidakpastian mengenai keamanan produk pada penemuan mikroplastik di merek-merek teh celup terkenal dapat menyebabkan keraguan mengenai produk tersebut. Hal ini membuat konsumen mempertanyakan kualitas bahan teh celup dan kemungkinan efeknya terhadap kesehatan dalam jangka panjang.
Pemberitaan yang ramai ditanggapi juga hasil penemuan ini oleh dosen di Universitas Gajah Mada melalui artikel dari laman website ugm.ac.id dengan judul “Soal Kandungan Mikroplastik pada Kantong Teh Celup, Begini Tanggapan Pakar UGM” yang mengajar di Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, FK-KMK UGM, Dr. Annisa Utami Rauf, mengungkapkan bahwa adanya penemuan ini tidak serta merta menjadikan peredaran teh celup dilarang.
Dia menjelaskan bahwa saat ini belum ada regulasi yang jelas yang menetapkan jumlah mikroplastik yang seharusnya terdapat dalam kantong teh celup. Bahkan, benang penggantungannya pun sudah mengandung serpihan mikroplastik.
Di sisi lain, Dr. Annisa Utami Rauf juga mengemukakan pentingnya memberikan pendidikan kepada masyarakat agar mereka memahami isu mikroplastik ini. Karena mikroplastik terdapat di setiap elemen, seperti mineral dan tanah, tetapi karena teh celup langsung masuk ke sistem pencernaan, kita tidak mengetahui dampak jangka panjang yang mungkin terjadi dan itulah yang menimbulkan risiko, karena tidak semua fragmen bisa dikeluarkan dari tubuh.
Di antara lima merek yang diuji, ada salah satu yang membuka suara, yatu Tong Tji, selain memberikan komentar di akun Tiktok pemberitaan online, pihak Tong Tji juga memberikan klarifikasi melalui sosial medianya menggunakan instagram ads agar bisa menyebar klarifikasinya.
Pihak Tong Tji menyatakan bahwa kantong teh celupnya tidak mengandung bahan yang berbahaya untuk kesehatan, aman untuk penyajian panas. Tong Tji memenuhi pesyaratan standar keamanan untuk pangan dan halal.
Berdasarkan identifikasi krisis termasuk produk yang kurang sempurna, perusahaan yang telah mencapai skala besar umumnya memiliki unit riset dan pengembangan untuk produk atau layanan mereka. Namun, kemungkinan terjadinya kesalahan atau ketidaksempurnaan tetap ada (Nova, 2011).
Ketika hal seperti ini terjadi harus rutin melakukan monitoring kualitas produk untuk membuktikan kepada masyakarat mengenai produknya.
Advertisement
Komunikasi Krisis
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengomunikasikan krisis (Kriyantono 2015).
a. Mempunyai tim komunikasi
Komunikasi menjadi sangat krusial dalam aktivitas humas yang bertujuan untuk memelihara reputasi perusahaan di mata publik.
b. Kontak media massa
Menghubungi segera media massa untuk menyampaikan informasi. Opini yang dibiarkan tanpa penjelasan akan menghasilkan dugaan yang bisa lebih dipercaya, memengaruhi cara pandang, dan dianggap sebagai fakta. Media adalah aspek penting dalam komunikasi saat krisis, sehingga penting untuk mendirikan media center dan secepatnya mengadakan konferensi pers.
c. Fakta-fakta
Mengumpulkan informasi dan menyiapkan pengumuman untuk masyarakat. Tujuannya dari langkah ini adalah untuk meminimalkan rasa kecemasan, dan kebingungan yang mungkin timbul.
d. Konferensi pers berkala
Konferensi pers dilaksanakan secara rutin dengan tujuan untuk memperbarui informasi, agar tidak timbul kekurangan informasi atau data yang tidak akurat.
Pada kasus teh celup berbahaya, pihak Tong Tji membuat klarifikasi dan menyebarkan press release ke beberapa media online . Memberikan fakta-fakta dari teh yang diproduksi tetap aman dikonsumsi, dan melakukan izin penerapan cara produksi pangan olahan yang baik.
Selain itu sosial media Tong Tji tetap menyebarkannya juga agar bisa lebih cepat sampai informasinya kepada masyarakat diantaranya memberikan informasi pihak Tong Tji menekankan bahwa kantong teh celup yang digunakan diproduksi dengan standar teknis yang sesuai untuk bahan yang bersentuhan dengan makanan.
Dalam menghadapi situasi krisis, praktisi PR memiliki sejumlah strategi. Coombs (2010) dalam Handbook of Crisis Communication mengelompokkan pengelolaan krisis menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Pra Krisis
Tong Tji melakukan pemantauan terhadap laporan, pemberitaan, media dan percakapan masyarakat yang berkaitan dengan keamanan pangan, terutama topik-topik yang berhubungan dengan produk teh.
Mengamati peraturan dan standar industri yang berkaitan dengan keselamatan makanan dan kemasan, baik pada skala nasional maupun internasional. Dalam fase Pra Krisis dapat melakukan penyelidikan internal untuk memastikan akurasi informasi tentang adanya mikroplastik dalam produk mereka. Keterlambatan atau melakukan penyangkalan dapat memperburuk keadaan.
Akun Tiktok Tong Tji merespon dalam komentar pemberitaan, dan memberikan tanggapan komentar melalui akun instagram dari Tong Tji untuk pelanggan yang khawatir dengan kasus pemberitaan, untuk memastikan keamanan produknya.
2. Pasca Krisis
Menerapkan sudut pandang Coombs dalam konteks potensi krisis teh Tong Tji terkait isu mikroplastik, langkah-langkah dan komunikasi fase pasca-krisis akan mencakup hal-hal seperti:
a. Tetap melanjutkan komunikasi secara positif dan aktif menyebarkan hasil penyelidikan yang membuktikan bahwa produk aman melalui berbagai saluran komunikasi.
b. Memperkuat kepercayaan mereka dengan menggunakan kampanye pemasaran dan strategi komunikasi, Tong Tji dapat kembali memperlihatkan kualitas, kelebihan, dan warisan merek untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan.
c. Memantau sentimen publik secara terus-menerus mengawasi media sosial dan berita untuk memastikan bahwa tidak ada sisa sentimen negatif yang bertahan lama.
d. Menjaga hubungan yang baik dengan media dan menyampaikan informasi positif tentang perkembangan perusahaan.
Penulis: Nova Shafira/ Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Veteran Nasional Jakarta
