Bebas dari Penjara, Ustaz Yahya Waloni Tobat dan Akui Dulu Salah

Ustaz Yahya Waloni, terpidana kasus penistaan agama telah dibebaskan dari penjara sejak Senin, 31 Januari 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Feb 2022, 18:09 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2022, 17:55 WIB
Yahya Waloni
Ustaz Yahya Waloni. (SCTV)

Liputan6.com, Jakarta - Ustaz Yahya Waloni, terpidana kasus penistaan agama telah dibebaskan dari penjara sejak Senin, 31 Januari 2022. Sebelumnya, Yahya Waloni telah menyelesaikan masa pidananya, yakni lima bulan penjara dalam perkara tersebut.

"Informasi dari penyidik yang bersangkutan selesai masa hukuman tanggal 31 Januari 2022," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan dikutip, Selasa 1 Februari 2022 lalu.

Sebelum masuk penjara, Yahya banyak menjadi perbincangan masyarakat dan dikenal sebagai ustaz yang kontroversial. Hal itu lantaran gaya ceramahnya yang disebut anak jaman sekarang "ngegas" ketika membicarakan agama lain.

Namun rupanya saat ini, Yahya Waloni mengaku sudah berubah setelah mendekam di balik jeruji besi dan tersadarkan akan kesalahannya. Saat tampil di podcast YouTube Deddy Corbuzier, dia menceritakan perubahannya.

Saat di penjara, Yahya yang dulunya kerap menyinggung ritual agama lain, kini justru beranggapan bahwa ritual agama lain adalah hal suci.

"Saya keliru besar sekali. Saya tidak boleh begitu. Saya merenung dalam penjara," ujar Yahya.

Dia menilai, ritual agama lain adalah hal yang suci dan sangat sakral. Ia mengaku tak mau hal itu dijadikan bahan candaan lagi.

"Segala sesuatu yang dilakukan oleh ritual agama lain itu adalah hal yang suci, hal yang sangat sakral. Tidak boleh saya jadikan itu sebagai gurauan, candaan, humor," ucap Yahya.

Ustaz yang merupakan seorang mualaf ini mengaku tak akan menggunakan gaya ceramah yang sama lagi.

"Boleh kita protes, tapi dengan santun dan beretika," kata Yahya.

Tak Pakai Pengacara, Sadar yang Dilakukan Selama Ini Salah

Ilustrasi penjara (AFP)
Ilustrasi penjara (AFP)

Dengan berbagai kejadian kontroversial yang dialami, Yahya memilih menghadapi proses peradilan sendiri dan tak menggunakan penasihat hukum.

"Begitu dihadirkan pengacara, saya tolak. Saya akan hadapi hukuman ini sampai semaksimal mungkin saya akan hadapi. Kalaupun berakhir sampai sepuluh tahun, saya akan hadapi. Sudah, saya hadapi. Karena memang saya punya kesalahan terlalu besar," kata Yahya.

Saat dipenjara, Yahya mengaku banyak mengalami perenungan dan menjadi sadar bahwa dirinya selama ini salah. Bagaimana tidak, berdasarkan ceritanya, ia justru banyak dibantu oleh umat Nasrani selama dalam kurungan.

"Bagaimana saya tidak sadar. Di dalam penjara yang datang ke saya bawa makan orang kristen," tutup Yahya Waloni.

 

Reporter: Okti Alifia

Sumber: Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya