Jokowi Bertemu Pimpinan ADB, Bahas Penanganan Covid-19 hingga Transisi Energi

Pihak ADB memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 18 Feb 2022, 21:23 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2022, 21:20 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi bertemu pimpinan ADB. (Biro Pers/Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan pimpinan Asian Development Bank (ADB) di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (18/2/2022). Pertemuan tersebut membahas penanganan pandemi Covid-19 hingga dukungan ADB terhadap transisi energi di Indonesia.

Adapun pimpinan ADB yang bertemu Jokowi yakni, Masatsugu Asakawa selaku President Asian Development Bank, Arif Baharudin selaku Excutive Director Representing Indonesia. Kemudian, Jiro Tominaga selaku Country Director, ADB Indonesia Resident Mission.

Sementara itu, Jokowi didampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

"Pertama Bapak Presiden menyampaikan perkembangan terkini terkait dengan Covid di Indonesia dan bahwa Indonesia adalah negara keempat sekarang di dunia yang sukses melakukan vaksinasi dan sudah mencapai di atas 330-an juta yang divaksinasi. Padahal kita adalah negara yang tidak memproduksi vaksin," jelas Suharso dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Jumat.

Selain itu, kata dia, Jokowi juga menjelaskan mengenai kinerja ekonomi Indonesia yang pada kuartal IV pada tahun 2021 sudah berada di atas 5 persen. Suharao menyebut pihak ADB memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021.

"Meskipun _full year_ pada tahun lalu (pertumbuhan ekonomi) 3,7 persen tapi itu sudah bagus dan dipuji oleh ADB bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang _amazing_ kata beliau," ujar Suharso.

 

Hilirasi Industri

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan mengenai hilirisasi industri yang tengah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Menurut Suharso, Jokowi yakin jika hilirisasi industri akan bisa memberikan nilai tambah ekspor sekaligus memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia.

"Tadi Bapak Presiden menyampaikan bahwa yang kita bisa peroleh bisa 1 berbanding 20, dari USD1,1 (miliar) menjadi USD20,1 miliar hanya karena satu aturan bagaimana kita tidak mengekspor dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang-barang jadi," jelasnya.

Terakhir, pihak ADB menyatakan dukungannya terhadap pembiayaan dalam hal transisi energi serta pembiayaan-pembiayaan lainnya pada sejumlah proyek yang sedang berjalan.

"Juga pembiayaan-pembiayaan yang sedang berjalan karena ada 14 proyek hari ini dan sudah cukup lama, 55 tahun, ADB bersama Indonesia," ucap Suharso.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya