Anies: Proyek MRT Fase 2A dengan Kerumitan Tinggi, Dikerjakan 100 Persen Anak Bangsa

Anies menuturkan, kerumitan pengerjaan MRT fase 2A ini banyak melewati area cagar budaya, khususnya di Kota Tua.

oleh Muhammad Ali diperbarui 25 Feb 2022, 17:11 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2022, 17:11 WIB
Temuan Rel Trem Era Belanda di Proyek MRT Jakarta
Petugas berjaga dekat lokasi ditemukannya rel trem di proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2A paket kontrak atau CP 203 Glodok-Kota, Jakarta, Selasa (28/12/2021). PT MRT Jakarta menyatakan rel trem peninggalan Belanda tersebut akan dipindahkan dan disimpan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A dikerjakan oleh 100 persen anak bangsa.

"Bangga! Sebuah proyek konstruksi canggih dengan kerumitan tinggi, tapi yang mengerjakan adalah 100 persen anak-anak bangsa, hasil pendidikan di Indonesia," kata Anies melalui akun Instagram @aniesbaswedan di Jakarta, Jumat (25/2/2022).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan para anak muda yang terlibat dalam proyek berteknologi canggih itu bahkan belum lahir ketika MRT Jakarta direncanakan.

"Tapi hari ini anak-anak muda inilah yang melaksanakan proyek bersejarah di Indonesia dan bagi transportasi di Jakarta khususnya," ucapnya yang dikutip dari Antara.

Anies kemudian mengenalkan beberapa anak muda yang ikut terlibat salah satunya Rizki Shebubakar yang berusia 33 tahun.

Rizki atau Shebu merupakan lulusan S1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menjabat Kepala Divisi Project Management Construction 2.

Ia bertanggung jawab atas pekerjaan pengeboran terowongan MRT Jakarta Fase 2A CP 201.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dikerjakan Anak Muda

Anies menuturkan tantangan bagi Shebu berbeda dengan masa pengerjaan fase pertama karena jalur MRT fase dua ini banyak melewati area cagar budaya, khususnya di Kota Tua. Shebu dan tim kemudian mengajak arkeolog untuk mendiskusikan proyek dari sisi arkeologisnya.

"Tantangan lain, dia bekerja sambil kuliah malam S2 double degree MM dan MBA di Universitas Indonesia dan IAE Grenoble," ucap Anies.

Anies mengungkapkan rata-rata tim Shebu diisi anak muda usia 20-30-an tahun yakni Farhan (25), Angga (34), Adit (30), Pungki (24) dan Ricky (32) yang semuanya lulusan dari perguruan tinggi dalam negeri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya