Liputan6.com, Jakarta Terpidana kasus korupsi KTP Elektronik (e-KTP) Setya Novanto (Setnov) dikabarkan sempat terlibat perselisihan dengan terpidana kasus suap penanganan perkara di Mahkamah Agung (MA) Nurhadi. Perselisihan itu terjadi di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, pada 9 Febuari 2022 lalu.
Ternyata, perselisihan itu bukan antara Setya Novanto dengan Nurhadi, melainkan terhadap orang-orang yang memang merasa dekat dengan keduanya tersebut yakni Amiril yang dekat dengan Nurhadi serta Erfanto dan Bowo yang dekat dengan Setnov.
Hal itu pun diketahui usai Kalapas Sukamiskin, Elly Yuzar memanggil Setnov dan Nurhadi. Karena, kabar itu membuat Elly sebagai pimpinan di Lapas Sukamiskin menjadi pening.
Advertisement
"Iya (Kebetulan 3 orang ini, satu dekatnya ke Setnov dan satu ke Nurhadi) makanya kami pun pening. Kenapa ini, saya panggil Nurhadi dan Setya Novanto. Ada apa mereka, mereka datang ketawa-ketawa. Ini ada apa pak. Ini ada berita, Pak Setya Novanto dan Pak Nurhadi berkelahi. Ketawa-ketawa lah kami," kata Elly kepada merdeka.com, Kamis (3/3/2022).
Dia menjelaskan, di dalam Lapas Sukamiskin kebanyakan diisi oleh orang-orang atau narapidana yang sudah berumur lanjut usia (lansia). Sehingga, di tempat itu menurutnya damai-damai saja.
"Yang namanya di Tipikor itu orang-orang tua, damai-damai saja. Yang namanya orangtua bagaimana kita menjaga tingkat stres mereka supaya enggak tinggi. Kalau tingkat stres tinggi, namanya mereka sudah manula-manula semua, nanti banyak yang sakit nanti," jelas dia.
Sehingga, ketika adanya perselisihan atau kekerasan yang terjadi antar narapidana, pihaknya pun langsung mengambil sikap atas kejadian tersebut.
"Hal-hal seperti itu kita jaga. Karena walau dipukul sedikit, dinas langsung ambil sikap. Karena akan mengganggu psikologis, dan penyakit akan muncul," ujarnya.
Atas adanya kabar insiden tersebut, Elly mengaku, Setya Novanto telah meminta maaf kepada dirinya. Meski bukan dirinya yang melakukan pemukulan terhadap Amirul.
"Karena pak setnov merasa ga enak. Nah dia pun menemui saya menghadap ke saya. Intinya beliau minta maaf lah atas kejadian pemukulan tersebut," ungkapnya.
Dia menegaskan, antara Setnov dan Nurhadi tidak mempunyai masalah. Terlebih, keduanya itu memang sudah berkawan sebelum pada akhirnya mereka mendekam di balik jeruji besi yang berada di Lapas Sukamiskin.
"Pak Nurhadi enggak ada masalah kan, berkawan saja saya perhatikan begitu. Cuma karena 'Oh ini orangnya Setya Novanto, oh ini orangnya Nurhadi', jadi dikait-kaitkan gitu loh. Akhirnya beritanya jadi menarik," tegasnya.
"(Padahal) Setnov pun enggak tahu soal pemukulan itu," tambahnya.
Kondisi Kembali Normal
Atas kejadian itu, saat ini konidisi antara mereka baik-baik saja. Apalagi, mereka sempat tertawa mendengar adanya pemberitaan soal Setnov dan Nurhadi.
"Dengan ada berita ini, kemarin kita dan mereka pun ketawa-ketawa juga. 'Apa ini pak' mereka pun jadi merasa enggak enak. 'Kami pikir enggak ada apa-apa ini pak'," jelasnya.
"Ya memang kita enggak ada apa-apa, enggak ada masalah. Salahnya cuma 1 saja, kejadian ini ada kaitannya tersebut, sebut masalah Pak Setnov, Pak Nurhadi. Sebelum masuk lapas kan orang-orang top," sambungnya.
Selain itu, terkait dengan pemukulan yang menimpa terhadap Amiril sendiri. Ia mendapatkan pukulan dari keduanya itu yakni Erfanto dan Bowo sebanyak tiga kali.
"Pas kalau ada keluhannya itu nunjukkan itu berarti 3 ya. Bagian wajah, perut, di bahu. 3 kali, enggak ada (luka)," tutup dia.
Sebelumnya, Terpidana kasus korupsi KTP Elektronik (e-KTP) Setya Novanto (Setnov) terlibat perselisihan dengan terpidana kasus suap penanganan perkara di Mahkamah Agung (MA) Nurhadi di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Kabag Humas dan Protokol Ditjen PAS Kemenkum HAM Rika Aprianto membenarkan perselisihan dua koruptor tersebut.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement