Gunung Anak Krakatau Naik Level III, BNPB Minta Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan

BNPB meminta warga dan wisatawan terutama yang berada di kawasan garis pesisir pantai Selat Sunda meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menyusul peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Apr 2022, 03:32 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 03:32 WIB
Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan di tempat-tempat wisata di sekitar Gunung Anak Krakatau (GAK). Hal ini menyusul peningkatan aktivitas vulkanik gunung berapi di Selat Sunda ini hingga statusnya dinaikkan menjadi Level III atau Siaga pada Minggu 24 April 2022.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, aktivitas wisata di sepanjang Pantai Anyer dan Selat Sunda perlu diwaspadai menyusul erupsi Gunung Anak Krakatau. Terlebih, aktivitas transportasi akan menjadi meningkat karena libur Lebaran 2022.

"Kita tahu kita akan mendekat libur panjang Lebaran tentu saja aktivitas transportasi di sepanjang Selat Sunda dan aktivitas wisata, nantinya di sepanjang Anyer dan tempat-tempat lain di sekitar Krakatau juga dekat, maka yang paling utama peningkatan kesiapsiagaan kita kewaspadaan kita," jelas Abdul dalam konferensi pers, Senin (25/4/2022).

Menurut dia, BNPB saat ini belum melakukan upaya kontijensi bencana atau krisis terkait erupsi Gunung Anak Krakatau. BNPB masih menunggu informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) apabila erupsi tersebut berpotensi tsunami.

"Sekiranya ada kenaikan aktivitas erupsi dan kemudian pertimbangan-pertimbangan dari para pakar dan BMKG juga menyampaikan ada kemungkinan mengarah pada tsunami, maka tentu saja aspek-aspek kontijensi disekitar selat sunda kita akan berlakukan," katanya.

"Termasuk nantinya terkait dengan pengaturan skema transportasi, itu bergantung pada kondisi yang berkembang," sambung Abdul.

Ikuti Informasi Valid Terkait Aktivitas Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Namun, kata dia, saat ini BNPB masih dalam tahap mengamati erupsi Gunung Anak Krakatau. Abdul pun meminta masyarakat unfuk terus memperhatikan informasi serta imbauan dari BMKG.

"Jadi kami harapkan masyarakat tetap memperhatikan informasi instansi pemerintah dan tidak terpancing isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," tutur Abdul.

Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau (GAK), Serang, Banten yang letusannya cukup sering sepanjang April 2022, kini naik status dari Level II Waspada menjadi Level III atau Siaga pada Minggu, 24 April 2022.

Kenaikan status berdasarkan surat yang ditandatangani oleh Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono. Surat itu menerangkan tentang kenaikan status Gunung Anak Krakatau.

Surat itu terhitung sejak Minggu 24 April 2022, pukul 18.00 WIB. Dengan surat itu, masyarakat, nelayan hingga wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari gunung berapi.

"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada Level III atau Siaga, masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah aktif," begitu tulis surat tersebut, dikutip pukul 21.00 WIB, Minggu, 24 April.

Antisipasi Potensi Tsunami

krakatau
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Banten. (Liputan6.com. Yandhi Deslatama)

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati merilis siaran pers kewaspadaan, terkait potensi dampak erupsi Gunung Anak Krakatau atau GAK.

"Secara historis aktivitas GAK ini pernah menimbulkan tsunami, sehingga hal ini perlu disampaikan," kata Dwikorita saat jumpa pers daring yang disiarkan lewat kanal Youtube Info BMKG, Senin (25/4/2022) malam.

Dwikorita menyebut, pihaknya bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM terus melakukan monitoring perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi seiring dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Utamanya wasapada saat malam hari, sesuai dengan info yang disampaikan BMKG," ucap Dwikorita mengingatkan.

Terakhir, Dwikorita meminta masyarakat untuk tidak terpancing oleh isu-isu liar yang tidak bertanggung jawab. Karena itu, masyarakat diminta memastikan bahwa informasi yang diterima hanya bersumber dari siaran resmi yang valid.

"Pastikan info hanya dari sumber PVMBG-Badan Geologi, BMKG, dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat," ucap dia memungkasi.

Aktivitas GAK Tak Ganggu Arus Mudik

Suasana Evakuasi Warga Pulau Sebuku di Perairan Selat Sunda
Gunung Anak Krakatau memuntahkan material vulkanik selama letusan seperti yang terlihat dari kapal Angkatan Laut Indonesia di perairan Selat Sunda (28/12). (AP Photo/Fauzy Chaniago)

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, Hendra Gunawan, memastikan kegiatan mudik bisa tetap berjalan aman meski tengah terjadi peningkatan status Gunung Anak Krakatau di kawasan Selat Sunda.

Seperti diketahui, Selat Sunda menjadi tempat penyeberangan pemudik dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera atau sebaliknya. Status Gunung Anak Krakatau sendiri naik menjadi Siaga sejak Minggu (24/4/2022).

"Kita kedepankan kehati-hatian, tapi tidak mengurangi kesiapsiagaan untuk tetap tenang," kata Hendra saat jumpa pers daring yang diikuti Liputan6.com, Senin (25/4/2022).

Hendra meyakini, saat ini wilayah berbahaya dari peningkatan status Gunung Anak Krakatau hanya terjadi pada radius 5 kilometer dari titik gunung. Sedangkan lokasi penyeberangan Pelabuhan Merak-Pelabuhan Bakauheni diketahui berada di puluhan kilometer dari titik Gunung Anak Krakatau.

"Radius bahaya saat ini masih radius 5 KM, sehingga transportasi di penyebrangan itu puluhan kilo masih jauh tapi agar jaga kehati-hatianan dan kami terus melakukan kooridnasi dan kami juga ada petugas pos yang memantau 24 jam dengan dibantu tim tanggap darurat dan penguatan sistem alat monitoring," jelas Hendra.

Hendra mengimbau, pemudik dapat terus memantau informasi terbaru dari sumber-sumber resmi, seperti sosial media BNPB, BPBD setempat dan situs Magma Indonesia.

"Update informasi sehingga tidak salah menangkap info selain dari hal resmi," ucap Hendra.

Sebagai informasi, pada Minggu (24/4/2022), level status Gunung Anak Krakatau ditingkatkan dari dua ke tiga atau waspada menjadi siaga.

Hal ini terjadi karena adanya aktivitas visual dan kegempaan yang teramati sejak beberapa hari terakhir, hingga puncaknya pada 24 April 2022 pukul 18.00 waktu setempat, status gunung resmi dinaikkan oleh Badan Geologi.  

infografis Status Gunung Berapi
infografis Status Gunung Berapi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya