Rela Menginap Demi Gunungan Grebeg Maulud

Ribuan warga dari berbagai daerah berebut 5 gunungan grebeg maulud dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bahkan ada yang sampai rela menginap semalam sebelumnya.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Jan 2013, 13:43 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2013, 13:43 WIB
grebeg-maulud-gunungan130124b.jpg
Ribuan warga dari berbagai daerah berebut 5 gunungan grebeg maulud dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bahkan ada yang sampai rela menginap semalam sebelumnya.

Lima gunungan itu dipersembahkan oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di halaman Masjid Agung Yogyakarta, Kamis (24/1/2013). Gunungan terdiri atas gunungan kakung, putri, gepak, pawuhan, dan darat yang di antaranya berupa tanaman hasil bumi yang berisi kacang-kacangan serta buah-buahan yang selanjutnya menjadi rebutan masyarakat setelah didoakan oleh penghulu keraton.

Seorang warga asal Wonosobo, Jawa Tengah, Triyono (47) mengaku telah menunggu acara grebeg maulud tersebut sejak semalam. Dia rela menginap di Masjid Agung Yogyakarta agar keesokan harinya tidak terlambat mengikuti prosesi tersebut.

"Ya dari tahun ke tahun saya memang selalu mengikuti acara ini. Maksud saya untuk mendapatkan barokahnya," katanya.

Dia mengaku bahagia meskipun tidak mendapatkan isi pokok dari gunungan, namun berhasil mendapatkan sisa-sisa gunungan yang juga diperebutkan oleh ribuan masyarakat dari berbagai daerah itu.

"Saya senang tahun ini saya mendapatkan sesuatu dari gunungan meskipun hanya pelepah pisang (pengikat gunungan), ini untuk tumbuh-tumbuhan saya di rumah, mudah-mudahan subur," ujarnya.

Lain halnya dengan Suti (72), warga asal Surabaya ini kecewa karena tidak mendapatkan apapun dari gunungan. Dia mengaku tiba di Yogyakarta bersama putranya sejak kemarin malam dan menginap di Masjid Agung Yogyakarta.

"Saya kecewa tidak mendapat apa-apa dari gunungan, padahal sudah menunggu semalaman di sini," sesalnya.

Simbol

Sebelumnya, kelima gunungan diarak oleh parade sepuluh prajurit keraton yaitu Prajurit Wirobrojo, Prajurit Dhaheng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Nyutro, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Bugis dan Prajurit Surokarso dari Ndalem keraton melewati alun-alun utara menuju masjid Agung.

Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang juga Kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GBPH Yudhaningrat mengatakan, acara grebeg maulud merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh keraton untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

"Acara ini sudah dimulai sejak dulu dari tahun ke tahun untuk memperingati kelahiran kanjeng Nabi Muhammad selain juga untuk merawat kebudayaan yang sudah ada," katanya.

Acara yang bernafaskan spiritual tersebut, tutur dia, dilakukan oleh keraton karena terkait dengan tugas Sultan Yogyakarta sebagai penerus kekhalifahan di muka bumi. Makna pembagian kelima gunungan itu adalah sebagai simbol wujud kedekatan hubungan rakyat dengan Raja serta hamba dengan Tuhan.

"Ini adalah simbol kedekatan hubungan rakyat dengan rajanya serta hamba dengan Tuhannya. Pembagian ini merupakan sedekah keraton kepada masyarakat," demikian Yudhaningrat.(Ant/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya