Bali Guideline Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Global

Penyusunan "Bali Guideline" menjadi salah satu outcome document dari pelaksanaan Tourism Working Group.

oleh Fachri pada 12 Mei 2022, 16:35 WIB
Diperbarui 12 Mei 2022, 16:32 WIB
Ragam Wastra Indonesia Tampil di Tourism Working Group I G20, dari Sureq Marasa hingga Songkek Manggarai
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengenakan busana dan ikat kepala berbahan tenun sutra Mandar Sureq Marasa. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Labuan Bajo Penyusunan "Bali Guideline" menjadi salah satu outcome document dari pelaksanaan Tourism Working Group. Dengan adanya Bali Guidline diharapkan akan ada kontribusi dalam pemulihan ekonomi global yang berpusat pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

“Selama dua hari terakhir, kami telah berkumpul untuk mempertimbangkan bagaimana upaya dalam mendorong pemulihan pariwisata dan membuat pariwisata lebih inklusif dan tangguh melalui pedoman Bali dan lima garis tindakannya,” kata Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh, di Sudamala Resort, Labuan Bajo,NTT, Rabu (11/5/2022) malam.

Negara anggota G20 telah menyampaikan pendapat hingga best practice yang mereka lakukan dalam menghadapi isu yang terdapat dalam Bali Guideline, untuk nantinya dibahas kembali dalam Tourism Working Group Meeting yang kedua dan akan disepakati bersama pada Tourism Ministerial Meeting.

“Saya berharap dapat menyambut para delegasi G20 secara langsung di Bali pada 23 September 2022 dalam pertemuan kedua Tourism Working Group, yang akan segera diikuti oleh Tourism Ministerial Meeting pada tanggal 26 September 2022 dan perayaan World Tourism Day yang jatuh pada tanggal 27 September 2022,” ujarFrans.

Para delegasi sangat mendukung "Bali Guidline" yang berpusat pada kesejahteraan masyarakat lokal serta pelaku ekonomi kreatif.

“Kami akan memastikan bahwa pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik. Termasuk dengan memperluas peluang pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan, mengubah cara pelatihan kami di bidang pariwisata,” ujar Frans Teguh.

Apresiasi dan Respon Positif

Ragam Wastra Indonesia Tampil di Tourism Working Group I G20, dari Sureq Marasa hingga Songkek Manggarai
Pelaksanaan Tourism Working Group I dalam rangkaian Side Event KTT G20, di Labuan Bajo, Selasa, 10 Mei 2022. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

"The 1st Tourism Working Group" juga mendapat apresiasi dan respon yang positif dari para delegasi G20, negara tamu, dan juga organisasi internasional.

“Atas nama tim kepresidenan Indonesia, saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua delegasi dari negara-negara anggota G20 serta organisasi internasional karena telah memuaskan kami dengan kehadiran virtual dan kontribusi penting anda selama pertemuan ini," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, para delegasi G20 menyampaikan pendapat soal limaline of action yang menjadi fokus utama dalam forum “The 1st Tourism WorkingGroup”. Di antaranya, isu human capital yang berkenaan dengan pekerjaan, skills, entrepreneurship, dan edukasi. Delegasi G20 sepakat agar meningkatkan pelatihan reskilling dan upskilling yang berkelanjutan.

Selanjutnya, pada line of action yang kedua, yaitu inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif. Fokus pada pembahasan ini adalah delegasi akan memperkuat digitalisasi pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Line of action yang ketiga yaitu women and youth empowerment. Fokus delegasi G20 pada isu ini adalah kesetaraan gender yang lebih baik dalam hal kompensasi dan representasi perempuan dalam peran kepemimpinan. Serta menekankan pentingnya program pelatihan untuk mendukung pengusaha muda di bidang pariwisata.

Pada line of action yang keempat, yaitu climate action, biodiversity conservations, dan circular economy, delegasi G20 berkomitmen untuk membuat pariwisata global yang berkelanjutan. Sedangkan, line of action yang kelima, yakni kerangka kebijakan, tata kelola, dan investasi, bahwa fokus delegasi G20 yaitu menekankan pentingnya kolaborasi untuk memastikan bahwa investasi dalam pariwisata adalah investasi inklusif yang bermanfaat pada masyarakat.

"Kami telah mencatat semua yang poin dalam forum ini. Masukan serta intervensi para panelis sangat bermanfaat dalam penyempurnaan Bali Guideline. Setelah ini kami akan membagikan conclusion tersebut kepada semua delegasi,” tutup Frans.

Dalam kesempatan itu, Frans Teguh juga mengundang para delegasi ke berbagai side event G20, yaitu Asian Venture Philanthropy Network Conference pada 21-24 Juni 2022 di Bali, International Wellness Tourism Conference and Festival pada 5-7 Agustus 2022 di Solo, dan World Conference on Creative Economy pada 5-7 Oktober 2022 di Bali.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya