Relawan Jokowi Tegaskan Musra Bukan untuk Saingi Parpol

Relawan Jokowi Andi Gani Nena Wea menekankan bahwa Musyawarah Rakyat (Musra) digelar untuk bukan bersaing dengan partai politik (parpol)

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Agu 2022, 15:50 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2022, 15:50 WIB
Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat (Musra) Andi Gani Nena Wea
Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat (Musra) Andi Gani Nena Wea berbicara mengenai sosok yang akan didukung Presiden Jokowi (Foto: Lizsa Egeham/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Relawan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Andi Gani Nena Wea menekankan bahwa Musyawarah Rakyat (Musra) digelar untuk bukan bersaing dengan partai politik (parpol). Menurut dia, Musra digelar untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait nama calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

"Jadi musyawarah rakyat tidak perlu ditakut-takuti, tidak perlu dianggap momok seperti bersaingan dengan parpol," kata Andi Gani Nena Wea kepada wartawan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/8/2022).

"Kami menyadari, dan ini saya tegaskan, yang bisa mencalonkan presiden kan parpol. Tapi harus dibuka ruang demokrasi untuk rakyat ya di musyawarah rakyat ini," sambungnya.

Dia menyampaikan Musra Indonesia merupakan bentuk demokrasi sehingga partai-partai politik tak perlu merasa takut. Adapun Musra akan digelar di Bandung Jawa Barat pada 28 Agustus 2022 mendatang.

"Ini bukan musyawarah relawan, tapi musyawarah rakyat Indonesia dan bukan dihadiri hanya relawan Jokowi, tetapi berbagai elemen. Ada tani, nelayan, kaum miskin kota yang seperti saya sampaikan tadi," ujar Ketua Dewan Pengarah Musra itu.

Andi Gani menyadari bahwa banyak partai politik yang merasa bahwa Musra seperti di-endorse atau didukung oleh Presiden Jokowi. Dia pun menegaskan bahwa Musra murni ide dari para relawan Jokowi.

"Presiden juga tidak mengendorse, tetapi kami tadi tanyakan kehadiran beliau dan beliau belum menjawab kehadiran nanti tanggal 28 Agustus. Bisa hadir dan bisa tidak," tutur Andi.

Dia menjelaskan Musra digelar untuk mencari sosok presiden yang akan menggantikan Jokowi di 2024. Para relawan ingin capres yang akan diusung nantinya adalah sosok yang bisa melanjutkan program-program Jokowi.

"Ada pekerjaan besar mengenai IKN (ibu kota negara) dan mengenai beberapa keputusan politik yang harus dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya. Itu menjadi perhatian para relawan Jokowi," jelasnya.

Andi menuturkan nantinya masyarakat bisa memilih nama capres yang pantas diusung melalui aplikasi. Selanjutnya, relawan akan menyerahkan nama-nama yang terpilih di setiap provinsi kepada Jokowi.

"Nama kami serahkan langsung kepada presiden dan presiden akan memilih terakhir. Nanti pada saat musra di Jakarta kita akan mencba mengumumkan nama yang terpilih dari seluruh Indonesia," ucap Andi.

Sosok Capres 2024 yang Didukung, Jokowi Disebut Belum Pilih Puan, Ganjar, dan Prabowo

Presiden Jokowi dan Menteri Pertahan Prabowo Subianto.
Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan Menteri Pertahan Prabowo Subianto. (Sumber foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden).

Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat (Musra) Andi Gani Nena Wea menyebut Presiden Jokowi belum menentukan pilihan sosok calon presiden (capres) yang bakal didukung di Pilpres 2024. Menurut dia, Jokowi memang dekat dengan sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi capres 2024.

Mulai dari, Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hingga Ketua DPR RI Puan Maharani. Kendati begitu, kata Andi Gani, kedekatan tersebut tak menandakan Jokowi memberikan dukungan.

"Saya tegaskan bahwa presiden belum memilih siapa pun. Presiden dekat dengan siapa pun, bisa dengan Pak Prabowo. Saya tegaskan karena saya kenal Pak Jokowi sejak dari Solo, saya mengerti betul gesture beliau," kata Andi Gani usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/8/2022).

"Pak Ganjar apa kurang dekatnya? Dengan Mbak Puan juga kemana-mana sama Mbak Puan," sambungnya.

Dia mengatakan Presiden Jokowi sangat memberikan ruang kepada para calon presiden. Kini, Andi menuturkan tinggal bagaimana para capres memanfaatkan kedekatan dengan Jokowi secara maksimal.

"Jadi kalau misalnya sudah memilih Prabowo. Saya yakin, saya yakin belum," ucapnya.

Dia menyampaikan saat ini Presiden Jokowi masih menganalisa dan menjajaki capres yang akan menjadi suksesor. Namun, Andi memprediksi kemungkinan pilihan Jokowi akan mengerucut ke tiga nama dengan elektabilitas tertinggi di survei seperti, Prabowo, Ganjar, dan Gubernur DKI Anies Baswedan.

"Feeling saya gitu. Kan kita jujurlah, tidak mungkin dari peringkat sembilan loncat ke nomor satu kan enggak mungkin juga. Nanti kita lihat konfigurasi daerahnya," tutur Andi Gani.

KIB Yakin Jokowi Tidak Endorse Satu Tokoh Capres di Pilpres 2024

Penahanan Didin Cacing, Arsul Sani Anggap Aparat Tak Mengerti UU
Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani menilai kasus penahanan Didin yang mencari cacing di hutan menunjukkan bahwa aparat tidak mengerti UU.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melalui Wakil Ketua Umum Arsul Sani meyakini Presiden Jokowi belum memberikan dukungan kepada satu tokoh calon presiden atau capres.

Arsul membaca gerak-gerik Jokowi dalam memberikan endorse kepada beberapa menterinya, seperti Menhan Prabowo Subianto, Menparekraf Sandiaga Uno, bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ketika Rakernas Projo.

"Kalau buat saya itu beliau memberikan endorsement kepada sosok di kabinet yang memang oleh publik atau parpol itu disebut-sebut namanya sebagai capres atau cawapres potensial," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 4 Agustus 2022.

Arsul melihat Jokowi tidak ingin mendikte masyarakat untuk memilih salah satu calon presiden. Sehingga tidak ada dukungan kepada satu tokoh saja.

"Saya kira begini, pak jokowi kan sebagai presiden yang menjabat kan juga tidak mau mendikte publik atau masyarakat 'kok ini aja', dengan hanya satu nama," kata wakil ketua MPR RI ini.

Selain itu, Jokowi dinilai memberikan penghormatan kepada partai politik dengan tidak mengendorse satu nama sebagai calon presiden.

"Yang kedua ini juga penghormatan kepada suara publik termasuk suara-suara parpol juga untuk itu tadi, dengan tidak katakanlah kepada satu sosok saja," katanya.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sampai hari ini belum punya nama calon presiden. KIB akan mengkomunikasikan kepada Jokowi capres pilihannya.

"Tentu secara realitas politik, siapapun kalau nanti sudah terkerucutkan misalnya KIB itu ke siapa, pasti juga paling tidak secara informal akan dikomunikasikan ke pak Jokowi itu dari realitas politik tidak bisa terhindarkan," ujar Arsul.

 

Infografis Elektabilitas Tokoh Kandidat Capres Versi 4 Lembaga Survei. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Elektabilitas Tokoh Kandidat Capres Versi 4 Lembaga Survei. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya